REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Ekonomi dunia diprediksi hanya mampu tumbuh 2,9 persen atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yakni 3,3 persen.
Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia Ayhan Kose menjelaskan, pertumbuhan ekonomi global dari 2,4 persen pada 2015 menjadi 2,9 persen pada tahun ini lebih dikarenakan adanya pertumbuhan di negara maju seperti Amerika Serikat.
"Adapun pertumbuhan yang lebih kuat di negara maju menimbulkan risiko berlanjutnya pelemahan di negara berkembang," kata Ayhan seperti dikutip dari laman USA Today, Kamis (7/1).
Salah satu dampak dari menguatnya ekonomi AS yang disertai dengan peningakatan suku bunga the Fed adalah tekanan di sektor keuangan negara berkembang. Beban utang akan bertambah bagi negara yang memiliki pinjaman dalam bentuk dolar AS.
Bukan hanya itu, kenaikan suku bunga the Fed yang akan dilakukan secara berkelanjutan, juga bisa memicu keluarnya arus modal asing dari negara berkembang ke AS.
Ekonomi AS tahun ini diprediksi tumbuh 2,7 persen, melanjutkan ekspansi di 2015 yang mampu tumbuh 2,5 persen. Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS bisa mencapai 3,3 persen.
Namun, karena melihat lemahnya kinerja ekspor akibat terus menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap hampir semua mata uang, maka ekonomi AS diprediksi tidak bisa tumbuh signifikan tahun ini.
Ekonomi global juga dipengaruhi oleh masih bergejolaknya situasi perekonomian di Cina. Cina diprediksi hanya bisa tumbuh 6,3 persen tahun ini atau lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 6,7 persen. Apalagi, ekonomi Cina sedang mengalami turbulensi keuangan dengan anjloknya indeks saham hingga 7 persen.
Baca juga: Angka Kemiskinan Tinggi, Bank Dunia Cemaskan Ekonomi Negara Berkembang