REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberikan tenggat waktu hingga akhir Oktober kepada Total EP Indoenesie untuk memberikan sikap atas pembagian saham di Blok Mahakam.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, selama ini pemerintah sudah cukup memberikan apresiasi kepada dua operator eksisting Blok Mahakam, Total EP Indonesie dan Inpex Corporation, terkait pembagian saham pengelolaan Blok Mahakam.
Sudirman mengaku, Inpex sudah menyatakan akan mengikuti keputusan Pertamina untuk share down 30 persen sahamnya kepada Inpex dengan Total. Sayangnya, lanjut Sudirman, Total masih terkesan tidak simpatik atas kesempatan yang diberikan pemerintah.
Untuk itu, pemerintah mengancam akan meninggalkan Total apabila hingga tenggat waktu tidak juga memberikan sikap. Pasalnya, proses transisi Blok Mahakam akan segera dilakukan tahun depan.
"Kalau Inpex keputusan sudah jelas. Keputusan apapun dia ikut. Nah Total yang belum final. Dan kita akan kasih waktu. Tenggat waktu tertentu tidak bersikap kita tinggal saja. Kita kasih waktu sampai akhir Oktober," jelas Sudirman.
Sudirman mengaku tidak khawatir apabila Pertamina harus mengoperasikan lapangan minyak dan gas di Blok Mahakam tanpa Total. Menurutnya, selama ini lapangan tersebut telah digarap oleh putera-puteri Indonesia sehingga proses transisi diyakini bisa berjalan dengan baik, dengan atau tanpa Total.
"Dan kita akan jalan dengan rencana kita. Karena toh pemerintah sudah berikan apresiasi kepada Total dan Inpex. Inpex merespon dengan simpatik, sayang Total masih belum tunjukkan sikap itu sampai saat ini. Saya sudah kasih pesan agar mereka bersikap," ujar dia.