Sabtu 17 Oct 2015 17:17 WIB

Kinerja Dirombak, Penyuluh Pertanian Fokus Satu Komoditas

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Penyuluh Pertanian
Foto: Deptan.go.id
Penyuluh Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Capaian swasembada dan target nol kelaparan di 2030 dinilai dapat dipercepat dengan serius meningkatkan kapasitas petani dalam memproduksi pangan. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Dadih Permana menerangkan, salah satu upayanya yakni merombak sistem kerja penyuluh pertanian.

"Sekarang ini penyuluh kita arahkan tematik, fokus pada satu komoditas," kata dia pada acara puncak Hari Pangan Sedunia, di Palembang, Sabtu (17/10).

Ia menerangkan, dengan siatem tematik, penyuluh tidak wajib mempelajari dan menyampaikan kepada petani tentang strategi peningkatan produksi seluruh komoditas unggulan seperti padi, jagung, kedelai, dan ternak. Penyuluh dapat berfokus pada satu kajian dan tugas disesuaikan dengan potensi wilayah di mana ia tinggal.

Jika penyuluh pertanian tinggal di kawasan sentra produksi ternak, dan dia memiliki pengetahuan yang mumpuni di sektor ternak, maka ia bisa fokus memberikan penyuluhan soal ternak saja. Pemerintah pun akan memberikan ia pelatihan maksimal soal ternak. Penyuluh pun tidak wajib melakukan pendampingan ke petani untuk komoditas padi atau jagung.

Selain melakukan peningkatan kapasitas secara terfokus, penyuluh pertanian juga dibekali pengetahuan soal bagaimana alat mesin pertanian (alsintan) agar bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh petani. "Alsintan juga butuh pengawalan teknis, kita mengandalkan penyuluh," katanya.

Jangan sampai, lanjut dia, alsintan yang telah dibagikan gratis untuk petani mangkrak atau hanya digunakan untuk mempercepat tanam dan panen. Lebih jauh, alsintan seharusnya bisa dimanfaatkan petani untuk bisnis lain semisal penangkaran benih.  

Berdasarkan anggaran 2016, Kementan telah mengagendakan operasional untuk peningkatan kapasitas 24 ribu penyuluh pertanian dengan dana Rp 1,6 triliun. Sebanyak 4.200 penyuluh disumbang dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan (BP3K). Kegiatan operasional meliputi pelatihan, menejemen dan kunjungan serta memfasilitasi diskusi penyuluhan pertanian di masing-masing daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement