REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejak Idul Fitri tiga bulan lalu harga beras di Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta stabil tinggi. Harga beras menurut para pedagang tidak turun lagi setelah Idul Fitri bahkan justru semakin naik dalam satu bulan terakhir. Kenaikan harga beras itu cukup tinggi.
Menurut, Rudi, pedagang bahan pokok di Pasar Giwangan Yogyakarta, kenaikan harga beras sejak Idul Fitri lalu mencapai Rp 700 hingga Rp 1.000 per kilogram. "Semua jenis beras naik harganya dan tidak turun-turun," katanya, Rabu (7/10).
Harga beras jenis IR jenis terbaik yang semula maksimal hanya sampai Rp 9.500 ribu per kilogram, saat ini mencapai Rp 10.500 per kilogramnya. Beras jenis IR biasa yang semula Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 9.700 per kilogramnya. Sedangkan beras mentik wangi yang biasanya hanya Rp 10.500 per kilogram saat ini mencapai Rp 11.300 per kilogramnya.
"Tidak ada panen sehingga beras mahal," ujarnya.
Karena harga beras yang terus meningkat, Bulog Yogyakarta memberikan tambahan penyaluran beras untuk masyarakat miskin tahun ini.
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta, Hadi Mochtar mengatakan, tahun ini penyaluran raskin akan ditambah dua kali jatah. Dengan begitu masyarakat miskin akan memperoleh 14 kali jatah raskin tahun ini. "Akhir tahun ini jatah beras ke 13 dan 14 akan disaluran," katanya.