Jumat 21 Aug 2015 17:04 WIB

Industri Nasional Siap Pasok Baja untuk Proyek Listrik

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Industri Baja
Foto: Republika/Prayogi
Industri Baja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Peridustrian Saleh Husin mengatakan, pembangunan proyek transmisi listrik sepanjang 46,59 kilometer di dorong untuk menggunakan baja lokal. Dalam hal ini, pemerintah menunjuk Krakatau Steel untuk mensuplai kebutuhan baja bagi pembangunan transmisi listrik tersebut.

"Kita mengutamakan industri dalam negeri, tidak hanya milik pemerintah tapi juga swasta," ujar Saleh di Jakarta, Jumat (21/8).

Saleh menjelaskan, Krakatau Steel mengaku siap untuk menyuplai kebutuhan baja bagi pembangunan proyek transmisi listrik tersebut. Saleh menegaskan, Krakatau Steel harus melakukan perhitungan dengan cermat dalam menyuplai kebutuhan baja di proyek itu. Jangan sampai ketika pelaksanaan pembangunan justru terbengkalai.

"Kebutuhannya harus betul-betul dihitung dan perlu di back-up dengan dukungan data yang riil," kata Saleh.

Saleh mengatakan, Kementerian Perindustrian menghimbau agar pembangunan infrastruktur menggunakan produk dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan industri lokal. Total nilai kebutuhan material yang digunakan untuk membangun jaringan transmisi pada mega proyek listrik 35 ribu megawatt mencapai Rp. 76,16 trilun.

Jaringan transmisi sepanjang 46,59 ribu kilometer tersebut rencananya terdiri dari transmisi berkekuatan 150 KV, 275 KV, dan 500 KV. Pembangunanya akan dilakukan selama 10 tahun mulai 2015 sampai 2024 dan dibutuhkan sekitar dua jutaa ton baja. Transmisi 150 KV menjadi jaringan terpanjang dengan jarak 40,41 ribu kilometer. Untuk membangun transmisi 150 KV dibutuhkan tiga unit tower, dengan berat satu tower bisa mencapai 10 ton atau 30 ton per kilometer.  

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, komponen pembangunan tower ini terdiri dari besi profile siku L yang berbobot 86 persen dari berat tower. Kemudian, ada komponen besi profile plate yang berbobot 10 persen dari berat tower serta baut dengan bobot sekitar 4 persen dari berat tower.

"Untuk membangun tower listrik itu, melibatkan industri baja, produsen kawat, komponen, tower atau menara, bahkan keramik," ujar Putu.

Putu menjelaskan, sejauh ini baru Krakatau Steel saja yang berminat untuk menyediakan baja dalam proyek pembangunan listrik tersebut. Namun, proporsi baja yang bisa disediakan belum diketahui karena masih menunggu rencana pembangunan transmisi yang masih disusun oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement