Senin 03 Aug 2015 18:31 WIB

Jika Pemerintah Ingin Impor Beras, Ini Saran KTNA

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Beras
Foto: Youtube
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarto Tohir mengatakan dalam membicarakan kecukupan beras di dalam negeri, stok beras yang ada di Perum Bulog harus diperhitungkan, terutama untuk Raskin. Hal ini, ia katakan agar masyarakat miskin bisa mendapatkan beras.

Ia melanjutkan, dalam kondisi menghadapi bencana seperti kekeringan, cadangan betas nasional yang dititipkan pemerintah kepada Bulog harus ada jangan dan sampai kehabisan.

"Kedua hal itu harus ada," katanya kepada ROL, Senin (3/8).

Jika melihat hitung-hitungan, ia mengatakan memang masih kurang. Namun, masih ada harapan di panen kedua atau panen kemarau mendatang dimana ia harapkan adanya tambahan serapan yang dilakukan oleh Bulog.

Winarto menambahkan, saat ini harga beras cenderung tinggi lantaran berada dalam kondisi El Nino dan juga diproses sebagai premium.

Jikalau cadangan beras pemerintah memang tidak ada, ia mempersilahkan pemerintah melakukan impor beras asalkan tetap dilakukan Bulog.

"Karena, kalau Bulog yang melakukan, dia (Bulog) bisa mengatur sesuai dengan kebutuhan," lanjutnya.

Selain itu, juga impor beras juga tidak dilakukan secara berlebihan. Ia menambahkan, impor beras yang dilakukan nantinya jangan juga digelontorkan ke pasar, tapi digunakan untuk raskin dan cadangan beras sehingga harga beras dalam negeri tetap stabil dan tidak terganggu.

"Tapi kalau ini (impor beras) diserahkan ke swasta, harga akan jatuh," ungkapnya.

Ia juga menyarankan kepada pemerintah agar tidak ribut-ribut jika ingin melakukan impor beras. Hal ini, ia katakan agar harga beras internasional tidak melambung tinghi.

"Kalau bisa jangan ribut-ribut. Kalau ribut-ribut Indonesia mau impor harga internasional langsung naik," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement