Jumat 27 Mar 2015 17:44 WIB

Bisnis Broadband Jadi Salah Satu Andalan Telkom di 2015

Kantor PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
Foto: Telkom
Kantor PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengandalkan bisnis broadband sebagai salah satu pemasok pendapatan pada 2015.

“Kita itu visinya menjadi raja di udara (layanan seluler), darat (serat optik), dan laut (kabel laut). Tahun ini belanja modal sekitar Rp 25 triliun, alokasi terbesar untuk bisnis seluler, setelah itu pengembangan fixed broadband, dan bisnis lainnya,” kata Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief dalam keterangan tertulis, Jumat (27/3).

Tahun ini pembangunan backbone sepanjang 75 ribu km di seluruh wilayah nusantara bakal rampung dan akan dilanjutkan ke berbagai negara. Investasi di dalam negeri bakal mencapai Rp 3,6 triliun, sedang ekspansi ke luar negeri menelan dana investasi 240 juta dolar AS.

“Saat ini kami tengah melanjutkan pembangunan backbone dari Timika ke Merauke. Sehingga pada September nanti, Indonesia sudah memiliki tol kabel optik dari Sabang sampai Merauke," kata Arief menambahkan. 

Ditambahkannya, Telkom juga siap menjadikan Indonesia sebagai jalur global network. Langkah tersebut sudah dilakukan dengan meneken kesepakatan pembangunan kabel laut internasional.

Telkom juga sudah mengantongi rencana pembangunan jaringan kabel laut yang diberi nama Indonesia Global Gateway guna menghubungkan Indonesia ke negara-negara belahan Barat hingga Eropa melalui Konsorsium South East Asia-Middle East-Western Europe 5 (SEA-ME-WE 5) dengan SEA-US. 

Dari sisi operasional, jumlah pengguna broadband Telkom mengalami kenaikan 12,1 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi 71,3 juta pelanggan. Pengguna layanan fixed broadband juga meningkat 12,8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi sebanyak 3,4 juta pelanggan.

Telkom pada tahun ini menargetkan pendapatan sebesar Rp 100 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp 300 triliun. Lima tahun lagi, BUMN telemomunikasi ini membidik kapitalisasi pasar Rp 1.000 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement