REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia sedang melakukan kajian untuk membuka sejumlah rute penerbangan baru dalam rangka dicanangkannya bebas visa bagi 30 negara. Salah satu pangsa pasar yang potensial untuk digarap yakni Cina.
Direktur Komersial Garuda Indonesia Handayani mengatakan, jumlah warga negara Cina yang melakukan perjalanan ke luar negeri sangat banyak yakni sekitar 100 juta orang. Sementara, pada 2014 lalu wisatawan Cina yang datang ke Indonesia jumlahnya masih sedikit yakni hanya mencapai 800 ribu orang.
"Kita ingin memanfaatkan kesempatan bebas visa 30 negara ini untuk fokus menggarap pasar Cina dengan optimal," ujar Handayani di Jakarta, Senin (23/3).
Handayani mengatakan, rute penerbangan Garuda Indonesia yang dibuka masih tetap di tiga kota besar yakni Guangzhou, Beijing, dan Shanghai. Nantinya, Garuda Indonesia akan menyediakan charter flight untuk menuju beberapa kota kecil di Cina. Secara komersial, Garuda Indonesia harus melakukan penghitungan dengan seksama sehingga ketika rute baru tersebut dibuka, dapat memberikan kontribusi yang mumpuni bagi pariwisata Indonesia.
"Kita evaluasi selama dua bulan ke depan, karena kita juga butuh kesiapan pesawat, kesiapan kantor kita di negara tujuan, dan market," ujar Handayani.
Selain Cina, Garuda Indonesia juga sedang mengkaji adanya potensi pembukaan rute baru di Eropa. Selama ini, Garuda Indonesia baru memiliki rute terbang ke Amsterdam dan London. Menurut Handayani, negara-negara Eropa memiliki potensi market yang besar, seperi Paris, Roma, dan Frankfurt.
Tak hanya itu, negara-negara di Timur Tengah dan Manila juga merupakan pangsa pasar yang memiliki potensi besar untuk menggaet wisatawan asing, agar mudah datang ke Indonesia.