Jumat 04 Jul 2025 11:22 WIB

Sudah tak Bermasalah Teknis, Garuda Indonesia Terbuka Gunakan Boeing 737 Max 8 Lagi

Pesawat jenis itu sudah tidak bermasalah secara regulasi dan teknis.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pesawat Garuda Indonesia.
Foto: AMPELSA/ANTARA FOTO
Pesawat Garuda Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tengah melakukan langkah negosiasi dengan sejumlah lessor dan pabrikan pesawat guna menambah armada, termasuk di antaranya dengan Boeing. Isu kembalinya penggunaan Boeing 737 Max 8 pun kembali mencuat.

“Fokus transformasi Garuda Indonesia saat ini salah satunya adalah ekspansi jaringan dengan menambah armada,” ujar VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto kepada Republika, Kamis (3/7/2025).

Baca Juga

Garuda Indonesia menargetkan dapat mengoperasikan sekitar 120 pesawat dalam lima tahun mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perusahaan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak.

“Kami terus berdiskusi dengan berbagai lessor dan pabrikan pesawat, termasuk Boeing,” kata Cahyadi.

Ia menjelaskan, jumlah pabrikan yang akan dipakai masih sangat terbuka, karena di tengah kelangkaan pesawat saat ini, belum tentu satu pabrikan mampu memenuhi seluruh kebutuhan armada maskapai.

Terkait isu pengadaan Boeing 737 Max 8, Cahyadi menegaskan bahwa Garuda Indonesia sangat mengutamakan aspek keselamatan. Menurutnya, pesawat jenis itu sudah tidak bermasalah secara regulasi dan teknis.

“Aspek keamanan adalah prioritas nomor satu Garuda sebelum memutuskan penggunaan jenis pesawat tertentu. Kami mengikuti arahan Pemerintah selaku regulator yang menyatakan armada 737-8 dapat dioperasikan di Indonesia, karena telah melalui serangkaian investigasi dan perbaikan sistem,” jelasnya.

Ia menambahkan, Boeing 737 Max 8 juga sudah kembali dioperasikan di berbagai negara. Sebelumnya, pesawat ini sempat dilarang terbang menyusul kecelakaan yang dialami maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines pada 2018—2019.

“Regulator di Singapura, Australia, Korea Selatan, dan negara-negara lainnya juga telah menyatakan bahwa 737-8 dapat dioperasikan,” tegas Cahyadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement