Senin 09 Mar 2015 16:58 WIB
Rupiah melemah

Rupiah Melemah, Bank Indonesia: Lama-Lama Masyarakat Terbiasa

Rep: C87/ Red: Erik Purnama Putra
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.
Foto: epublika/Yasin Habibi
Seorang karyawan melintas di lobi gedung Bank Indonesia, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini, menunjukkan pelemahan. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kurs tengah rupiah berada di level 13.047 per dolar AS pada Senin (9/3). Rupiah melemah dibandingkan posisi Jumat (6/3), di level 12.983 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, penguatan dan pelemahan rupiah kembali sangat ditentukan mekanisme pasar. Rupiah, kata Tirta, selain ditentukan oleh mata uang global juga sangat ditentukan oleh supplay dan demand.

“Kalau supplay cukup permintaan tidak terlalu besar dia bisa menguat, tapi kalau supplay kurang eksportir tidak banyak menjual sedangkan permintaan banyak itu bisa memberikan tekanan pada rupiah,” jelas Tirta saat dihubungi Republika, Senin (9/3).

Menurut dia, nilai tukar rupiah saat ini dari sisi kompetitif untuk mendorong ekspor dan fundamental masih ada di koridor fundamental. Nilai tukar rupiah dinilai masih konsisten dengan pencapaian indicator stabilitas makro ekonomi yang lain seperti pertumbuhan ekonomi, defisit transaksi berjalan (CAD) dan inflasi.

“Karena kalau melemah sekali akan pengaruh ke inflasi, bahan baku impor masih mahal. Memang ini pelemahan, tapi lama-lama masyarakat terbiasa karena secara global semua melemah, tapi kalau dibandingkan dengan yen dan euro itu rupiah masih menguat,” imbuhnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement