Senin 02 Mar 2015 16:31 WIB

Bank Muamalat Fokus Konsolidasi

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Satya Festiani
Perbankan Syariah Bisa Tumbuh 20%: Teller melayani nasabah di Banking Hall Bank Muamalat, Jakarta, Selasa (24/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Perbankan Syariah Bisa Tumbuh 20%: Teller melayani nasabah di Banking Hall Bank Muamalat, Jakarta, Selasa (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat fokus konsolidasi pada 2015. Pasalnya, walaupun diprediksi pertumbuhan ekonomi positif, tetapi tidak sesuai dengan yang diekspektasikan.

 

Presiden Direktur Bank Muamalat Endy Abdurrahman mengatakan, pihaknya akan menata ulang Bank Muamalat sebagai pionir bank syariah di Indonesia. Tujuannya, untuk mengerek pasar syariah lebih dari lima persen. Namun, fokus utama Muamalat konsolidasi dan perbaikan kinerja perusahaan. ''Yang terpenting konsolidasi dan fokus perbaikan,'' kata dia, akhir pekan lalu.

 

Menurut Endy, bisnis Muamalat terus berkembang dengan pesat hingga sekarang memiliki aset Rp 60 triliun.

 

Dia optimistis bisnis syariah akan semakin menggelembung. Pasalnya, dari sisi bisnis penduduk Indonesia sebanyak 240 juta jiwa namun, dinilai kue kelas menengah masih kurang. 

 

Endy mengakui bisnis Muamalat sedikit terganggu pada 2014. Alasannya, problem utama Muamalat pada tahun lalu karena dampak ekonomi nasional dan global mengalami perlambatan. Namun, hal tersebut tidak hanya terjadi kepada Muamalat. Artinya, bank konvensional dan syariah merasakan hal yang sama. Bahkan, negara superior seperti China pun menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari 10 persen menjadi 7 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement