REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengatakan ekonomi kreatif memerlukan wadah untuk menampung gagasan secara flaksibel. Menurutnya, selama ini tidak ada ruang untuk menampung energi kreatif yang begitu besar dari warga Bandung.
"Ruang itu harus flaksibel dimana bisa memenuhi kebutuhan yang banyak maupun spesifik," kata Ridwan Kamil, Senin (23/2).
Selain memerlukan ruang, ide-ide kretif juga butuh regulasi dan modal dalam membangun ekonomi kreatif agar selangkah lebih maju.
"Gagasan ini sudah muncul di benak saya selama 10 tahun, sekarang saatnya mewujudkannya bersama-sama," kata pria yang akrab disapa Emil itu.
Menurut dia, Kota Bandung sebagai pusat industri kreatif akan membangun fasilitas-fasilitas untuk memunculkan ide-ide kreatif demi terwujudnya Indonesia sebagai kekuatan dunia pada 2030. Salah satunya adalah Creative Center yang akan menjadi yang pertama se-Indonesia.
Sementara itu Triwan Munaf, kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) menyatakan ekonomi kretif tidak dinomorduakan lagi.
"Saya berharap ekonomi kreatif akan menjadi sektor yang memajukan bangsa," kata Triwan.
Triwan menambahkan ide-ide kreatif yang tak memiliki modal akan ditampung dan diberi pengarahan agar dapat dikembangkan. Para kreator dijanjikan akan diberi kemudahan dalam mengembangkan bisnisnya.
"Langkah ke depan akan ada pembinaan lewat 'workshop' yang memberikan ilmu menggarap produk serta bagaimana mendapatkan modal agar karyanya dapat dikembangkan," katanya.