REPUBLIKA.CO.ID, MANGGARAI BARAT — Pusat Investasi Pemerintah (PIP) mendorong transformasi sektor kerajinan tenun di Nusa Tenggara Timur menjadi komoditas ekonomi berdaya saing melalui program Kampung UMi Klaster Tenun NTT. Program yang memasuki tahun kedua ini menyasar 225 pelaku usaha tenun di enam desa Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Kabupaten TTU dipilih karena kekayaan budaya tenunnya, seperti motif Buna, Sotis, dan Futus yang memiliki nilai budaya tinggi. Namun, para pengrajin masih menghadapi berbagai tantangan mulai dari kualitas produk, keterbatasan akses pasar, hingga minimnya regenerasi penenun muda.
Pada 2024, PIP telah membina 150 penenun melalui pelatihan teknis, distribusi 480 alat tenun, pelatihan pewarna alami, dan aktivasi promosi digital. Program ini kini berlanjut dengan peningkatan kapasitas produksi, pelatihan produk turunan, digitalisasi pemasaran, serta penguatan koperasi.
“Keberhasilan ini terlihat melalui terbentuknya struktur kelompok pengrajin yang lebih baik, peningkatan kapasitas penenun, serta meningkatnya visibilitas produk tenun di pasar lokal,” kata Direktur Keuangan, Umum, dan Sistem Informasi PIP, Soeharto, dalam media briefing di Rumah Tenun Labuan Bajo, Kamis (10/7/2025) sore.