Kamis 20 Nov 2014 23:55 WIB

BI: Tantangan Eksternal Tidak Ringan

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Agung Sasongko
 Gubernur Bank Indonesia. Agus D.W. Martowardojo memberi sambutan saat acara penandatanganan kerjasama nota kesepahaman antara BI dan Kemenkum dan HAM, Jakarta, Kamis (18/9).(Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur Bank Indonesia. Agus D.W. Martowardojo memberi sambutan saat acara penandatanganan kerjasama nota kesepahaman antara BI dan Kemenkum dan HAM, Jakarta, Kamis (18/9).(Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perekonomian dunia tengah menghadapi musim pancaroba. Krisis-krisis di berbagai belahan dunia terus mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan ketidakstabilan ekonomi global semakin terasa bagi Indonesia.

"Tantangan eksternal ke depan akan tidak ringan dan sarat kejutan," ujar Agus, Kamis (20/11) dalam acara pertemuan akhir tahunan perbankan 2014.

Meskipun perekonomian Amerika, sebagai lokomotif dunia mengalami tanda-tanda pemulihan yang konsisten, perekonomian di Eropa dan Jepang masih terbilang rapuh. Pertumbuhan ekonomi Cina sebagai sentra manufaktur global juga perlu terus diwaspadai. Pasalnya, perlambatan ekonomi Cina akan membawa dampak besar pagi perdagangan dunia.

Kondisi ini menurut dia masih akan berlangsung hingga tahun depan. Pertumbuhan ekonomi masih akan 'terbang' hanya dengan satu mesin yaitu pertumbuhan ekonomi Amerika yang kekuatannya juga sedang menurun. Akibatnya, persaingan memperebutkan pasar ekspor global masih kuat.

"Ekspor kita menurun tajam karena melemahnya permintaan dan merosotnya harga komoditas, konsekuensinya pertumbuhan ekonomi di sebagian besar provinsi yang berbasis ekspor produk ekstraktif terutama di Sumatra dan Kalimantan juga menurun drastis," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement