Senin 17 Nov 2014 13:03 WIB

Investor ‘Pede’ Terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang kakek menunggu antrean pengisian BBM dengan membawa jeriken di SPBU Anjatan, Indramayu, Selasa (26/8).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang kakek menunggu antrean pengisian BBM dengan membawa jeriken di SPBU Anjatan, Indramayu, Selasa (26/8).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Investor dinilai lebih siap dalam menghadapi kemungkinan adanya kenaikkan harga BBM. Head of Investor Sales Citi Markets Indonesia I Made Budhi P Artha mengatakan investor telah memperhitungkan jika pemerintah Indonesia akan menaikkan BBM. Menurutnya, aksi ini tidak akan mereka ‘kabur’ dari Indonesia.

Made mengarakan investor berpandangan kebijakan subdisi BBM memang selayaknya perlu dihilangkan dan diganti dalam skema kebijakan yang lain. Menurutnya, respons investor akan lebih siap dibandingkan kenaikkan harga BBM serupa yang terjadi di beberapa tahun lalu.

“Saya lihat sidah diperhitungakn, tidak akan terajdi shocking. (kenaikkan ini) akan berbeda dibandingkan tahun 2003. Mereka lebih kepada konsistensi  saja. Semua orang sudah inline, pandangannya sama bahwa subsidi harus dihilangkan,” ujar made, saat ditemui, Senin (17/11).

Dia mengatakan, dalam berbagai kesempatan bersama para investor, investor mengaku telah bersiap-siap dengan kenaikkan harga BBM. Menurutnya, investor juga percaya dengan kebijakan yang diambil pemerintah dalam membangun infrastruktur. Dalam berbagai kesempatan, katanya pidato presiden Joko Widodo mengenai pembangunan infrastruktur menurutnya cukup menyakinkan investor tetap berada di Indonesia.

“Orang akan terus konsen bahwa kompensasi ini akan dialihkan ke jalur yang benar,” katanya.Investor, kata Made berpandangan bahwa pemerintah Indonesia lebih fokus pada program kerakyatan sehingga alokasi subsidi BBM akan ditempatkan pada pos lain yang lebih tepat sasaran.

Diakuinya, subdisi tidak mungkin dihilangkan, namun perlu dialihkan kepada sektor yang lebih tepat. Mengenai skema subsidi tepat yang diusulkan beberapa pihak, menurutnya tidak menjadi soal lantaran investor lebih fokus kepada kepastian kenaikkan harga atau tidak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement