REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa saham Indonesia bergerak dalam mode volatilitas tinggi dalam sepekan terakhir. Sejak awal tahun, IHSG tercatat sudah melemah 931,21 poin atau 13,13 persen year to date (ytd) dari posisi 7.164 pada 2 Januari 2025 ke posisi 6.161,22 pada 24 Maret 2025.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan volatilitas di pasar saham Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, lebih disebabkan seiring adanya persepsi pelaku pasar terhadap dinamika ekonomi hingga politik yang sedang terjadi di domestik.
Ia memastikan, dari sisi fundamental kinerja-kinerja perusahaan tercatat di BEI cenderung masih kuat dan solid.
“Yang terjadi di pasar modal Indonesia dalam beberapa waktu terakhir merupakan suatu gambaran persepsi pelaku pasar. Kita tidak bicara fundamental, tetapi persepsi yang tumbuh di investor,” ujar Iman di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Ia mencontohkan, pada perdagangan sesi I, Senin (24/05), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi signifikan 261,22 poin atau 4,17 persen ke posisi 5.996,96,
Namun, pada saat adanya pengumuman struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada perdagangan sesi 2 hari itu, koreksi IHSG cenderung mulai membaik dan ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22.
“Kalau kita lihat, indeks sempat turun menyentuh hampir lima persen. Lalu, ketika pengumuman Danantara itu kembali menjadi berkurang negatifnya. Itu sebagai bukti bahwa Indonesia butuh persepsi,” tutur Iman.

Dalam kesempatan sama, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik meyakini kehadiran BPI Danantara dapat memberikan kontribusi positif bagi pasar modal Indonesia. Adapun, kontribusi positif itu utamanya bagi investor, khususnya investor ritel yang dalam beberapa waktu ini melakukan aksi akumulasi.
“Tentu bukan harapan, tetapi kita bersama-sama meyakini kalau keberadaan Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pasar modal Indonesia, khususnya kepada investor, khususnya investor retail yang akhir-akhir ini melakukan akumulasi,” ujar Jeffrey.