REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berharap kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendukung industri gula nasional. Salah satunya dengan menahan impor gula rafinasi.
"Kami berharap pemerintah baru melakukan moratorium atas gula rafinasi," kata Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro, Ahad (19/10). Ia menyebutkan kebijakan pemerintah terkait dengan gula rafinasi pada akhir 2013 berdampak buruk terhadap industri dan pabrik gula nasional.
Sehingga gula rafinasi membanjiri pasar nasional sementara produksi pabrik gula lokal menumpuk di gudang. Menurut Ismed, RNI yang memiliki 10 pabrik gula mengalami kerugian sekitar Rp 300 miliar sebagai dampak kebijakan itu.
"Porsi usaha terkait gula di RNI ini mencapai sekitar 60 persen sehingga laba atau rugi BUMN ini ditentukan dari gula," katanya. Ia menyebutkan kerugian juga dialami BUMN lain yaitu PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
"Dalam sejarah baru kali ini ada karyawan pabrik gula, bahkan kontraktor yang dibayar dengan gula, bukan dengan "Soekarno-Hatta" (uang)," katanya. Dalam kesempatan itu Ismed juga mempertanyakan keseriusan pemerintah melaksanakan dan mewujudkan program swasembada gula. Bahkan ia yakin program swasembada gula hanya omong kosong.