REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi pada triwulan I 2014 sebesar Rp 106,6 triliun. Perinciannya realisasi penanaman modal asing (PMA) Rp 72 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 34,6 triliun.
Jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama 2013, terjadi peningkatan investasi sebesar 14,6 persen. Perinciannya realisasi PMA meningkat 9,8 persen dan PMDN meningkat 25,9 persen.
Menurut data yang dirilis BKPM, realisasi investasi PMA jika ditilik dari sektornya didominasi oleh pertambangan dengan nominal 1,7 miliar dolar AS, industri makanan 800 juta dolar AS dan industri perlengkapan transportasi dan lainnya 600 juta dolar AS. Sedangkan realisasi investasi PMDN jika ditilik dari sektornya didominasi oleh listrik, gas dan air dengan nominal Rp 11,3 triliun, industri makanan Rp 4,8 triliun dan real estate, kawasan industri serta kawasan bisnis Rp 4,6 triliun.
Sedangkan dari lokasinya, realisasi investasi PMA didominasi Jawa Barat 1,8 miliar dolar AS, Kalimantan Timur 800 juta dolar AS dan Riau 600 juta dolar AS. Sementara realisasi investasi PMDN didominasi Jakarta Rp 8,3 triliun, Jawa Barat Rp 8,1 triliun dan Jawa Timur Rp 7,7 triliun. Kemudian dari negara asal investasi, didominasi Singapura 1,3 miliar dolar AS, Jepang 1,0 miliar dolar AS, Mauritius 400 juta dolar AS, Korea Selatan 300 juta dolar AS, Australia 300 juta dolar AS.
Secara keseluruhan, Mahendra berpandangan, realisasi investasi triwulan I 2014 hampir memenuhi target tahun ini yaitu pertumbuhan 15 persen atau secara nominal mencapai Rp 456,6 triliun. Realisasi investasi ini juga melanjutkan tren realisasi di atas Rp 100 triliun di tiap triwulannya. "Ini menunjukkan nilai investasi tinggi dan berkelanjutan. Fokus ke depan, bagaimana mempertahankan keberlanjutan ini," ujar mantan wakil menteri keuangan II tersebut.