Selasa 15 Apr 2014 19:23 WIB

Ini Alasan Terbatasnya Jangkauan Produk Indonesia di AS

Sejumlah pengunjung melihat-lihat makanan dan minuman produksi usaha kecil dan menengah (UKM) saat pameran Koperasi dan UKM Makanan, Minuman, dan Kemasan 2012 di Gedung SME Tower, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah pengunjung melihat-lihat makanan dan minuman produksi usaha kecil dan menengah (UKM) saat pameran Koperasi dan UKM Makanan, Minuman, dan Kemasan 2012 di Gedung SME Tower, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --  Para importir makanan dan minuman (Mamin) Indonesia di Amerika mengeluhkan biaya promosi yang besar di Amerika, khususnya biaya SPG (Sales Promotion Girls) sebesar 275 dolar AS per orang untuk Sabtu dan Ahad.

"Jika kita mau promosi makanan dan minuman Indonesia di 50 supermarket di Amerika saja berarti tinggal di kali 50 yakni perlu biaya 13.750 dolar AS (sekitar Rp151 juta) untuk promosi di 50 supermarket pada satu kali weekend (Sabtu-Minggu)," kata CEO Empire International Haznam Osman, di Los Angeles, dalam pembicaraan jarak jauh, Selasa (15/4).

Menurut Haznam, ada dua importir makanan dan minuman Indonesia di Amerika yang bertemu dengan Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak di LA yakni Empire International dan Wira. "Kami mengemukakan hal itu karena Dirjen menanyakan masalah apa yang dihadapi untuk menggandakan impor makanan dan minuman Indonesia ke Amerika. Salah satunya ialah biaya promosi yang mahal di Amerika, di antaranya membayar SPG," katanya.

Oleh karena itu, untuk menggandakan impor Mamin Indonesia ke Amerika perlu dibicarakan mengenai biaya promosi antara produsen dengan importir di Amerika. "Kami mau biaya itu ditanggung bersama antara produsen dengan peritel di Amerika," tambah dia.

"Jadi kalo menggandakan ekspor Mamin ke Amerika, biaya promosi juga jangan kecil tapi harus besar. Indonesia mampu dan punya dana promosi besar tapi terpecah ke dalam berbagai kementerian," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement