Rabu 23 Oct 2013 13:59 WIB

Investasi Eksplorasi Pertambangan Indonesia Masih Minim

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
area pertambangan
Foto: Republika
area pertambangan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana investasi industri pertambangan yang ditujukan untuk eksplorasi dan mencari Sumber Daya Alam (SDA) baru, masih minim. Tak tanggung-tanggung, tingkat investasi untuk eksplorasi dan pencarian SDA baru di Indonesia merupakan yang terendah di dunia.

Direktur PT Adaro Tbk, Sandiaga Uno mengatakan hal tersebut dikaitkan dengan ketidakpastian regulasi. Walau dari sisi geologi, potensinya sangat bagus, namun pelaku industri perlu bekerja keras menarik investasi di bidang eksplorasi. "Tanpa ada temuan cadangan baru, kita akan sulit bersaing," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/10).

Sandi menyebut dari survei yang diakukan PriceWaterHouse, jumlah investasi eksplorasi dan investasi di Indonesia untuk menemukan cadangan baru jauh di bawah rata-rata dunia. "Rata-rata dunia 5 persen, sedangkan kita masih di bawah 2 persen. Ini menjadi lampu kuning untuk industri pertambangan kita," kata dia.

Saat ini industri pertambangan tanah air masih sangat menerima kedatangan investor, baik asing ataupun lokal.  "Karena uang dari lokal juga banyak di industri SDA, tingal bagaimana kita mengemas dan mendorongnya. Industri SDA memang berisiko tinggi, tapi pada akhirnya mampu menghasilkan kontribusi baik untuk ekonomi," ujarnya.

Dalam jangka panjang, industri pertambangan masih sangat potensial. Hanya saja ada kekhawatiran jangka pendek dan menengah di industri tersebut terkait kondisi ekonomi global terutama di Eropa dan Cina yang mungkin mengakibatkan harga komoditas relatif lemah.

Sandi mengatakan kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah buat perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. "Kita harus perhatikan bagaimana meningkatkan efisiensi," ujarnya.

Namun di sisi lain, kondisi tersebut justru menjadi potensi memulai investasi baru. "Dengan investasi baru ke depan, kami berharap energi dan kebutuhan komoditas bisa mendapat tambahan signifikan setelah periode pelemahan terlampaui antara 18 hingga 24 bulan ke depan," kata dia.

Sandi mengatakan saat ini iklim investasi cukup sulit sehingga dibutuhkan insentif dan dukungan permodalan kuat. "Ini pekerjaan rumah buat kita di industri pertambangan untuk mencari sumber permodalan kuat demi menopang investasi," ucapnya.

Menurutnya saat ini sudah lebih mudah mencari partner lokal anak-anak muda. Mereka dinilai sudah mampu meningkatkan profesionalisme dan menjadi alternatif mitra lokal dari perusahaan-perusahaan besar yang selama ini kesulitan memahami landscape industri pertambaangan tanah air. "Saat ini partner lokal bukan hanya menjadi silent partner tapi juga mampu membawa sumber pendanaan sendiri," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement