REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) berharap dapat meningkatkan porsi pembiayaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE). KKPE adalah program pemerintah dalam bentuk kredit investasi dan kredit modal kerja yang diberikan kepada petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan. KKPE diluncurkan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
"Kami menyampaikan pada kementerian terkait untuk meminta jatah penambahan kredit," ujar Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) BRI, Djarot Kusumayakti, dalam penandatanganan kerja sama antara BRI dan PT Berdikari, Kamis (1/8).
Djarot mengatakan besarannya masih akan didiskusikan dan dihitung sehingga akan terlihat plafon yang tepat untuk BRI. Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan penyaluran KKPE hingga Rp 2 triliun.
Penyaluran KKPE secara nasional masih dikuasai BRI dengan market share sebesar 65,61 persen dengan total kredit sebesar Rp 2,9 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari penyaluran kredit KKPE tahun lalu sebesar Rp 2,46 triliun. Pada 2012, market share BRI untuk penyaluran KKPE mencapai 63,55 persen. "KKPE program yang bagus. Berkepentingan untuk orang banyak. Oleh karena itu kita melakukan sinergi," ujar Djarot.
Untuk memaksimalkan penyaluran kredit KKPE, BRI menggandeng Berdikari untuk menyalurkan kredit pada 500 peternak sapi dan sejumlah petani sorgum. Sebagai awalan, kredit yang disalurkan sebesar Rp 60 miliar. Namun, BRI siap melakukan lebih jika dibutuhkan. "Kami mengikuti infrastruktur. Infrastrukturnya bisa menyerap berapa. Kalau Rp 200 miliar, kita kesana," tegas Djarot.
Skema penyaluran KKPE peternakan sapi menerapkan pola kemitraan inti plasma bersama peternak sapi potong. Fokus pemberian kredit untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Direktur Utama Berdikari, Librato El Arif, mengatakan Berdikari bertindak sebagai penjamin pasar dan penjamin kredit atas kelompok binaannya itu. Berdikari juga melakukan pendampingan budidaya terhadap kelompok peternak.