Rabu 24 Jul 2013 18:43 WIB

Menteri Perindustrian: Pasokan Minyak Goreng untuk Lebaran Aman

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati / Red: Heri Ruslan
Para ibu tampak antre saat membeli minyak goreng kemasan di sebuah bazar.
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Para ibu tampak antre saat membeli minyak goreng kemasan di sebuah bazar.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Menteri Perindustrian MS Hidayat mengklaim  produksi minyak goreng berjalan lancar dan bisa melayani kebutuhan yang meningkat untuk menghadapi Idul Fitri.

Hidayat menjelaskan, kebutuhan Minyak Goreng Sawit (MGS) pada tahun 2013 secara nasional diperkirakan sebesar 5,22 juta ton atau rata-rata 435.000 ton per bulan.

Sedangkan khusus untuk Pulau Jawa diperkirakan sebesar 270 ribu ton per bulan. Untuk suplai minyak sawit mentah (CPO) tertinggi dalam memenuhi kebutuhan produksi MGS, terjadi selama empat bulan yakni pada Februari hingga Juni 2013.

“Hal ini diperkirakan karena produksi MGS untuk memenuhi permintaan selama Ramadhan dan Lebaran telah dipersiapkan pada bulan-bulan sebelumnya,” kata Menperin saat mengunjungi gudang minyak PT Sinar Mas Agro Resources & Technology (PT Smart Tbk) di Marunda, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/7).

Dia menambahkan, pada tahun ini, sebanyak 75 unit usaha industri MGS yang beroperasi di Indonesia dengan total kapasitas terpasang sebesar 25 juta ton per tahun. Produksi CPO nasional pada tahun 2012 mencapai 25,64 juta ton. Sedangkan tahun 2013 diperkirakan akan meningkat menjadi 27,39 juta ton.

Menperin mengatakan, sejak Januari hingga Juni 2013, suplai MGS ke pulau Jawa diantaranya melalui Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya mencapai 3.050.000 ton atau rata-rata 508.333 ton per bulan.

“Dengan demikian jumlah pasokan MGS untuk pulau Jawa dan nasional cukup aman,” ujarnya.

Dia menjelaskan, jumlah CPO yang diolah lebih lanjut menjadi produk olahan sebesar 17,55 juta ton atau 68,45 persen pada tahun 2012. Dari jumlah itu, produk yang diolah menjadi MGS sebesar 16,67 juta ton, diolah menjadi bahan makanan lainnya (mentega, shortening, dan lain-lain) sebesar 0,36 juta ton, serta untuk dijadikan produk non makanan seperti oleokima dan biodiesel sebesar 1,65 juta ton.

Untuk memastikan pasokan tersebut, kunjungan ke pabrik minyak goreng di gudang PT Smart Tbk kali ini.

“Ini untuk memastikan proporsi dan produksi minyak goreng berjalan lancar dan bisa melayani kebutuhan yang meningkat untuk menghadapi Idul Fitri,” tuturnya.

Dia menegaskan, keinginan pemerintah adalah stabilisasi harga. Khususnya menjelang Lebaran biasanya naik dua sampai tiga kali lipat. Lebih lanjut Hidayat mengatakan, hasil tinjauannya ini akan dilaporkan pada rapat kabinet Kamis (25/7) besok.

Dari 1,6 juta produksi minyak goreng Sinar Mas, 500ribu merupakan minyak goreng bermerek. Sedangkan 1,1 juta sisanya adalah minyak goreng curah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement