REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging sapi yang diimpor pemerintah dari Australia belum sepenuhnya didistribusikan ke seluruh pasar di DKI Jakarta. Di pasar Bendungan Hilir, misalnya, daging sapi impor yang didistribusikan oleh pemerintah dengan menggunakan 22 truk yang masing-masing berisikan satu ton daging sapi masih belum ditemukan.
"Jika daging impor masuk ke sini saya juga menolak untuk menjual daging impor, soalnya masyarakat kurang berminat. Lebih baik tidak dijual daripada rugi," ujar pedagang daging sapi, Beni yang ditemui Antara di Jakarta, Selasa (23/7).
Daging sapi impor saat ini kurang diminati oleh masyarakat karena daging sapi impor pada saat ditimbang tidak sesuai dengan berat daging sapi saat es sudah mencair. Ukuran daging sapi impor yang terlalu besar sehingga sulit dipotong menyebabkan daging tersebut tidak diminati pedagang.
Selain pedagang, pembeli juga mengeluhkan tentang kualitas daging sapi impor. "Saya sendiri lebih menyukai daging sapi lokal dibandingkan dengan daging sapi impor karena daging sapi lokal lebih kenyal sedangkan daging sapi impor kalau dimasak lebih cepat menciut," ujar pembeli daging sapi, Lia.
Lia menambahkan daging sapi impor juga tidak hangat seperti daging sapi lokal,sehingga dia rela beli daging sapi lokal dengan harga mahal karena kualitasnya. Tahun 2000-an daging sapi impor sangat diminati masyarakat tetapi setelah masyarakat mengetahui bahwa daging sapi impor bila dimasak lebih cepat menciut maka masyarakat lebih memilih daging sapi lokal. "Saya berharap daging sapi lokal harganya dapat turun lagi," kata Lia.