Selasa 25 Jun 2013 16:32 WIB

BTPN Berencana Kembangkan Bank Umun Syariah

Bank BTPN
Bank BTPN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk berencana melakukan langkah strategis dengan mengembangkan unit usaha syariah BTPN (UUS BTPN) menjadi bank umum syariah (BUS). Direktur BTPN Anika Faisal, mengatakan, saat ini UUS BTPN difokuskan untuk melayani dan memberdayakan perempuan dari keluarga pra sejahtera dan cukup sejahtera.

Dalam layanannya, BTPN Syariah menitikberatkan pada dua komponen inti yaitu pemberdayaan perempuan dan program finansial terpadu untuk masa depan yang lebih baik. "Sejalan dengan inisiatif keuangan inklusi, BTPN selama ini fokus mengembangkan bisnis yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan perbankan segmen masyarakat berpenghasilan rendah serta usaha mikro dan kecil, termasuk bagi masyarakat pra sejahtera produktif," ujar Anika di Jakarta, Selasa (25/6).

Berdasarkan data tingginya kebutuhan perempuan dari keluarga pra sejahtera produktif untuk mendapatkan akses layanan perbankan, lanjutnya, pihaknya berinovasi mendesain sebuah model bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Anika menjelaskan bahwa segmen ini bukan hanya membutuhkan akses keuangan, tetapi juga pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga usahanya dapat tumbuh secara berkelanjutan.

"Dalam kurun waktu sekitar dua tahun, perempuan pra sejahtera produktif yang telah dilayani BTPN Syariah per 31 Maret 2013 mencapai 571 ribu, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 247 persen atau mencapai Rp621 miliar. Rata-rata pinjaman mereka sebesar Rp1,5 juta," paparnya.

Dalam rangka memperluas akses finansial bagi segmen perempuan pra sejahtera produktif tersebut, BTPN merencanakan untuk mengembangkan UUS-nya menjadi BUS. Sebagai bagian dari rencana tersebut, BTPN melakukan penandatanganan perjanjian menjadi pemegang saham di Bank Sahabat pada Jumat (21/6) lalu.

"Penandatanganan tersebut merupakan bentuk komitmen kedua bank terhadap rencana BTPN untuk melakukan penyertaan modal di Bank Sahabat, termasuk rencana mengkonversi bank Sahabt mengikuti prinsip-prinsip perbankan syariah yang akan menjadi paltform bisnis barunya," ujar Anika.

Dia menuturkan, kedua bank melihat ada peluang yang sangat besar pada perbankan syariah, utamanya dalam melayani segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan pra sejahtera produktif yang selama ini menempati piramida ekonomi paling bawah. "Ke depan, persaingan industri perbankan semakin menantang. Dibutuhkan inovasi dan pengembangan jaringan untuk memberikan pelayanan terbaik. Untuk itu kami sepakat terus mengembangkan UVP yang kuat dalam melayani segmen pra sejahter produktif melalu pemberian pinjaman yang terintegrasi dengan program pemberdayaan," terangnya.

Dalam rencana penyertaan modal itu, kata Anika, manajemen BTPN maupun pemegang saham Bank Sahabat telah melalui serangkaian proses konsultasi dan komunikasi secara intensif dengan regulator. Saat ini proses pengajuan izin atas langkah penyertaan modal masih menunggu persetujuan dari Bank Indonesia selaku regulator.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement