REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan menampung Surat Utang Negara (SUN) untuk menjaga likuiditas rupiah. Cara itu untuk mengimbangi intervensi pasar dengan melepas dolar yang menjaga nilai tukar rupiah.
"Di pasar SUN, di lelang hari ini, BI siap tampung kalau mau ada yang lepas SUN," ujar Direktur Humas BI, Difi A Johansyah, Rabu (12/6).
Intervensi valuta asing (valas) di pasar dinilai perlu diimbangi dengan pembelian SUN untuk menjaga likuiditas rupiah. Menurut Difi, jika BI hanya melakukan intervensi valas maka dolar akan keluar sementara rupiah masuk ke BI. "Kalau kita beli SUN, maka SUN masuk ke BI dan rupiah keluar dari BI. Dengan demikian, likuiditas rupiah juga terjaga," ungkapnya.
Dengan langkah tersebut, Difi mengakui harga SUN di pasar sekunder juga akan lebih stabil. Dia juga tidak membantah BI siap memborong jika asing melepas SUN.
Nilai tukar rupiah sepekan terakhir diketahui melemah. Difi mengatakan dari pantauan BI, rupiah ditransaksikan dalam Rp 9.830-Rp 9.880 per dolar AS pada Selasa (11/6). Intervensi pasar BI membuat rupiah ditutup pada level Rp 9.830 per dolar AS. "BI akan menjaga kecukupan likuiditas valas dalam beberapa hari ke depan," ujarnya.
Data kurs tengah rupiah BI dari Jumat (7/6) di level Rp 9.790 per dolar AS kemudian melonjak jadi Rp 9.806 per dolar AS pada Senin (10/6) dan melemah kembali ke level Rp 9.821 per dolar AS pada Selasa kemarin. Sementara, cadangan devisa BI per 31 Mei 2013 mencapai 105,149 juta dolar AS.