REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- PT Timah (Persero) menargetkan peningkatan jumlah produksi bijih timah di wilayah Bangka Belitung (Babel) pada Mei 2013. "Kami akan menambah kapal TI Apung di beberapa titik yang memiliki banyak cadangan timah untuk meningkatkan jumlah produksi," kata Direktur PT Timah Sukrisno di Pangkalpinang, Jumat (24/5).
Ia menjelaskan, cadangan timah di laut lebih banyak dibandingkan di darat sehingga optimalisasi peningkatan jumlah produksi diutamakan berasal dari laut Babel. "Jumlah produksi timah dari darat hanya menghasilkan sekitar 200 ton per bulan, sedangkan timah yang berasal dari laut bisa mencapai 1.300 hingga 2.300 ton per bulan," katanya.
Ia menyatakan, produksi pertambangan timah bulan lalu hanya mencapai 1.500 ton per bulan dibanding produksi biasanya mencapai 2.500 ton per bulan. "Penurunan jumlah produksi tersebut terjadi karena tidak beroperasinya pertambangan timah di Kabupaten Belitung. Kecelakaan kerja yang terjadi beberapa waktu lalu menyebabkan trauma terhadap karyawan dan pekerja kembali ke lapangan," ujarnya.
Menurut dia, tidak beroperasinya pekerja tambang di Kabupaten Belitung turut mempengaruhi jumlah produksi bijih timah secara menyeluruh di Bangka Belitung atau terjadi penurunan produksi hingga seribu ton per bulan. "Kami sudah melakukan investigasi kasus itu dan hasinya murni kecelakaan kerja, bukan karena kesalahan sistem keselamatan kerja," ujarnya.
Ia mengatakan, operasional pertambangan di Kabupaten Belinyu telah aktif dan normal kembali sehingga dapat menghasilkan bijih timah untuk mendukung pencapaian target peningkatan jumlah produksi. Ia juga berharap, semua mitra kerja PT Timah dapat bekerja profesional dan loyal kepada perusahaan sehingga semua hasil produksi pertambangan di daerah itu dapat digunakan untuk mensejahterakan rakyat dan mendorong percepatan pembangunan daerah.
"Mudah-mudahan keberadaan perusahaan maupun mitra kerja di daerah ini dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujarnya.