REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham (RUPS) PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menyepakati untuk tidak membagikan dividen menyusul kerugian yang dialami perseroan.
"Kita tidak bagi dividen karena pembukuan kita minus 20 juta dolar AS untuk tahun buku 2012 karena ada pabrik perseroan yang terbakar di bulan April tahun lalu," ujar Direktur Utama KRAS, Irvan K Hakim, di Jakarta, Kamis (23/5).
Ia menambahkan kerugian juga terjadi akibat selisih kurs yang semula menggunakan mata uang rupiah, namun dengan PSAK Nomor 10, perseroan harus mencatatkan pembukuan dalam mata uang dolar AS.
"Sebenarnya pada 2012 secara rupiah perseroan membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp145,3 miliar," katanya.
Dalam laporan keuangan tahun buku 2012, KRAS membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 20,43 juta dolar AS, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencatatkan laba sebesar 151,34 juta dolar AS.
Pendapatan bersih perseroan tercatat meningkat sekitar 12,52 persen menjadi 2,29 miliar dolar AS dibanding tahun sebelumnya 2,03 miliar dolar AS.
Sedangkan periode kuartal I 2013, KRAS membukukan penurunan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 16,45 persen menjadi 9,09 juta dolar AS sepanjang kuartal I 2013. Namun, pendapatan bersih perusahaan pelat merah itu naik tipis 2,86 persen menjadi 615,97 juta dolar AS.
Sementara untuk belanja modal (capex) sebesar Rp7 triliun-Rp8 triliun pada 2013 atau lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar Rp13 triliun.
"Tahun ini capex untuk pengembangan usaha pelabuhan, air, dan energi untuk dana listrik. Sebesar 70 persen dari dana capex berasal dari pinjaman, sedangkan sisanya 30 persen dari kas internal," katanya.
Sedangkan terkait pembangunan pabrik baja patungan antara PT Krakatau Steel Tbk dengan Pohang Iron & Steel Company (Posco) masih berjalan dan diharapkan selesai pada kuartal IV 2013 sehingga dapat beroperasi pada 2014.