REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Serikat Petani Indonesia (SPI) belum mau tergesa-gesa untuk melakukan aksi boikot produk buah impor yang kini membanjiri pasar domestik. Ketua Umum SPI, Henry Saragih, mengatakan untuk menghadapinya perlu ada koordinasi terlebih dahulu dengan semua pihak.
"Memang harus ada gelombang yang besar untuk mendesak perubahan di negara kita tetapi untuk itu (boikot) perlu dilakukan secara matang," kata Henry dalam jumpa pers di kantor SPI Jakarta, Selasa (3/4).
Produk impor, terutama buah, belum lama ini sempat menjadi persoalan serius di negeri ini. Buah-buah dari Cina kini membanjiri pasar buah dalam negeri. Achmad Ya'kub, ketua Departemen Kajian Strategis Nasional SPI, mengatakan untuk bisa membendung masuknya buah impor tersebut salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menyadarkan konsumen perkotaan.
"Isu kesehatan bahwa produk buah impor itu berbahaya menjadi bentuk kampanye yang dapat dilakukan untuk meredam masuknya produk-produk impor tersebut," ujarnya.