Senin 24 Oct 2011 15:26 WIB

VIVA Targetkan Masuk Bursa November 2011

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Johar Arif
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Erick Thohir, memberikan paparan kepada calon investor saat Update IPO VIVA di Jakarta, Senin (24/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), Erick Thohir, memberikan paparan kepada calon investor saat Update IPO VIVA di Jakarta, Senin (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menargetkan segera mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini segera melakukan pencatatan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO), November 2011 ini.

Menurut Presiden Direktur Grup VIVA, Erick Thohir, pihaknya cukup optimistis dengan penawaran ini. "Kita yakin untuk jangka panjang industri media di Indonesia bakal terus tumbuh," katanya, Senin (24/10).

Ia mengatakan kebutuhan konsumen akan konten, data, serta informasi terkini memberi peluang yang positif bagi prospek usaha VIVA. "Ini merupakan hasil transformasi yang berkesinambungan yang dilakukan VIVA untuk menyambut era konvergensi konten dan platform industri media, telekomunikasi, dan teknologi informasi," jelas Erick, dirut Grup VIVA yang juga pemilik Harian Republika ini.

Hal senada juga diutarakan Direktur Keuangan VIVA, Charlie Kasim. Menurutnya, industri media yang terus tumbuh solid ditambah GDP yang diperkirakan mencapai tujuh persen, membuat bisnis ini memiliki prospek yang sangat baik. "Kita memperkirakan pertumbuhan konservatif sekitar 11 persen hingga 12 persen. Tapi dengan GDP tujuh kita yakin sampai 15 persen di masa depan," ujarnya.

Sementara itu, Executive Directur Investment Banking PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra, penjamin pelaksana emisi, mengatakan perusahaan akan menawarkan 2,286 saham baru. VIVA menawarkan dengan kisaran penawaran Rp 280 hingga Rp 305 per saham.

Seluruh investor IPO bakal memperoleh tambahan waran 1,02 waran seri I, yang diberikan sebagai tambahan insentif. Waran dibagikan dengan rasio empat berbanding satu atau setiap empat saham akan memperoleh satu waran.

Harga pelaksanaan waran antara Rp 300 hingga Rp 310. "Ini ditawarkan sepenuhnya pada investor lokal tapi tak menutup kemungkinan investor luar," katanya.

Periode penawaran awal atau bookbuilding berlangsung 18 hingga 28 Oktober 2011. "Target tanggal 4 November kita dapat izin efektif," ujarnya.

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengeluarkan izin praefektif pada VIVA untuk pelaksanaan IPO, Jumat (14/10) lalu. Perusahaan mengharapkan bisa segera melakukan penawaran umum dari 8 hingga 10 November.

Melalui IPO, VIVA berharap mampu meraup dana Rp 640,1 miliar. Hasil IPO bakal digunakan untuk membayar sebagian utang kepada Credit Suisse AG sedangkan sisanya dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis.

Nantinya hasil IPO juga akan digunakan membuat stasiun televisi yang khusus menayangkan siaran sepak bola. Realisasi kemungkinan akan dilakukan pada kuartal keempat ini, dengan nilai investasinya sampai Rp 1 juta dolar AS.

VIVA merupakan induk tiga perusahaan media, yakni ANTV, TV One, dan portal online Viva News. Dua stasiun televisi VIVA ini secara kolektif memperoleh 16,6 persen dari total belanja iklan komersial televisi nasional.

VIVA menargetkan target permirsa dari berbagai spektrum demografi ekonomi dan usia. Ini dilakukan guna meningkatkan penjualan produk dan cakupan para pengiklan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement