REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat (3/12) sore, naik tipis menjadi Rp 9.008 - Rp 9.018 dari sebelumnya Rp 9.013 - Rp 9.023 karena pelaku masih membeli, namun relatif kecil.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat, mengatakan, kenaikan rupiah yang tipis itu karena pelaku mengurangi aski beli terhadap mata uang Indonesia itu.
Hal ini disebabkan Bank Indonesia memasuki pasar menjaga rupiah agar tetap di atas level Rp 9.000 per dolar, katanya. Rupiah, lanjut dia, pada Jumat siang menguat sebesar 15 menit sehingga posisinya berada dibawah angka Rp 9.000 per dolar.
Meski saat ini masih mengalami kenaikan rupiah kembali di atas level Rp 9.000 per dolar, ujarnya. Faktor positif baik internal dari Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuann 6,5 persen merupakan faktor positif memicu rupiah bergerak naik.
Namun BI khawatir apabila rupiah kembali di bawah Rp 9.000 per dolar, maka peluang untuk naik lagi sangat tinggi, karena itu BI melakukan intervensi dengan membeli rupiah, sehingga pelaku asing tidak dapat membeli rupiah dalam jumlah yang banyak, ucapnya.
Menurut dia, BI tidak menginginkan rupiah dibawah Rp 9.000 per dolar, apalagi pemrintah juga meminta BI untuk menjaga pergerakan rupiah lebih lanjut. "Meski demikian rupiah diperkirakan akan masih bergerak naik, apabila faktor eksternal berlanjut membaik," ucapnya.
Indonesia, lanjut dia masih tetap merupakan pasar potensial bagi asing, karena peluang rupiah untuk naik sangat besar. Karena pelaku asing masih berminat untuk bermain di pasar domestik, katanya.