REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bank Danamon mencatatkan laba Rp 2,203 triliun hingga September 2010, tumbuh 6 1 persen dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan kredit 25 persen dibandingkan setahun lalu menjadi pendorong utama pertumbuhan laba ini.
‘’Pertumbuhan laba mendapat dukungan dari kredit semua segmen, yang tumbuh 25 persen dibandingkan tahun lalu, senilai Rp 77,37 triliun,’’ kata Direktur Utama Bank Danamon, Henry Ho, Selasa (26/10).
Dia mengatakan segmen kredit mass market baik komersil maupun UKM, akan menjadi sandaran pertumbuhan kredit bank ini ke depan. Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim, mengatakan kredit mass market tumbuh 36 persen sepanjang 2010 ini saja. Pertumbuhan kredit dari layanan mikro dan Adira Finance, sepanjang 2009 hanya tumbuh 10 persen.
Selain dari kredit, laba bank ini juga disumbang dari fee base income. Menurut Vera, hal ini juga wajar seiring dengan pertumbuhan kredit yang sudah melampaui target. Tahun ini, Bank Danamon menargetkan kredit tumbuh 20 persen hingga akhir tahun. Dengan perkembangan di kuartal ketiga ini, Danamon merevisi target pertumbuhan kreditnya menjadi 25 persen sampai akhir tahun.
Pendapatan bunga bersih sebelum dipotong biaya akuisisi, sebut Vera, tumbuh 20 persen. Setelah dipotong biaya akuisisi, pertumbuhan pendapatan dari bunga ini tumbuh 7 persen senilai Rp 7,389 triliun.
Biaya akuisisi, papar Vera, adalah biaya yang dikeluarkan untuk akuisisi transaksi nasabah. Misalnya untuk komisi penjualan pegawai. Sebelum penerapan PSAK 55, biaya akuisisi memotong pendapatan operasional. Tapi PSAK 55 menggeser pos pengeluaran biaya akuisisi sebagai pemotong pendapatan bunga.
Kredit bermasalah bank ini, sebut Vera, memperlihatkan tren turun sepanjang 2010. Yaitu dari 4 persen di kuartal pertama, turun menjadi 3,4 persen di kuartal kedua, dan di kuartal ketiga turun lagi menjadi 3,1 persen.