REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kenaikan harga pangan kembali mendorong inflasi sepanjang Juli. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju Inflasi pada Juli mencapai 1,57 persen. Capaian ini mendorong inflasi tahun kalender (Januari -Juli) menjadi 4,02 persen. Sementara laju inflasi year on year menjadi 6,22 persen.
''Ini merupakan inflasi tertinggi sepanjang 2010 ini, tapi kita tidak tahu jika nanti bisa lebih tinggi,'' ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Senin (2/8).
Rusman menilai tingginya inflasi pada Juli ini membuat target inflasi pemerintah 5,3 persen (APBN P 2010) akan sulit dipertahankan. Pasalnya dengan inflasi tahun kalender selama tujuh bulan (Januari -Juli) yang telah mencapai 4,02 persen, pemerintah hanya mempunyai ruang gerak 1,3 persen.
Sementara waktu yang tersisa masih lima bulan. Padahal kedepan akan ada beberapa faktor musiman seperti bulan puasa dan lebaran serta dampak kenaikan dari tarif dasar listrik (TDL) pada Agustus mendatang. ''Jika 1,3 dibagi lima bulan berarti setiap bulan harus 0,26 persen. Bukan mustahil, bisa saja, meski mungkin akan sangat sulit mempertahankannya,'' jelasnya.
Walaupun begitu, Rusman menilai inflasi diharapkan masih berada dibawah 6 persen. Untuk itu pemerintah harus menjamin stok serta suplai dan distribusi bahan makanan guna meredam terjadinya kenaikan harga. ''Mudah-mudahan masih ada faktor yang mengurangi tekanan inflasi ini dibeberapa bulan kedepan. Inflasi Kita harapkan antara 5,3-6 persen,'' sebutnya.