REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menanggapi data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang mencatat bahwa angka PHK tertinggi di Indonesia selama Semester I 2025 berada di Jateng. Menurut Pemprov Jateng, kasus bangkrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) menjadi penyebab hal tersebut.
"Rilis kementerian kemarin, Jawa Tengah ada 10 ribu lebih (PHK) itu, dominasinya dari Sritex," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jateng, Ahmad Aziz, Sabtu (26/7/2025).
Aziz mencatat, angka PHK di Jateng selama Semester I 2025 nyaris menembus 11 ribu. "Kan hampir 11 ribu yang dari kementerian itu, (PHK di) Sritex 10 ribuan sendiri," ucapnya.
Dia menjelaskan, para pegawai Sritex mengalami PHK pada Februari 2025. "Sehingga kalau kita bicara PHK 2025, kenapa Jawa Tengah tinggi? Karena ada Sritex," ujar Aziz.
Aziz menambahkan, saat ini sebanyak 1.400 eks pekerja Sritex sudah dipekerjakan kembali oleh PT Citra Busana Semesta. Perusahaan tersebut menyewa fasilitas pabrik Sritex di Sukoharjo.
Menurut Aziz, saat ini Pemprov Jateng masih terus berupaya menginformasikan lowongan-lowongan pekerjaan bagi para eks pekerja Sritex. "Kemarin beberapa perusahaan juga mengikuti job fair yang ada di Sukoharjo, nah kita ini belum mendapatkan informasinya berapa eks karyawan Sritex yang diterima dari job fair tersebut," ucapnya.
Dia menambahkan, Pemprov Jateng juga akan menggelar job fair pada 21-22 Agustus 2025 mendatang. Aziz menyebut, cukup banyak perusahaan yang sudah menyatakan komitmen berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Kemnaker telah merilis data PHK di Indonesia sepanjang Semester I 2025. Angkanya mencapai 42.385. Jateng menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan PHK tertinggi, yakni sebanyak 10.995.