REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Niat PT Bank Negara Indonesia Tbk untuk terlibat dalam pendanaan proyek PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) disambut positif Menteri BUMN, Mustafa Abubakar. Hal ini lantaran proyek Inalum memiliki prospektif ke depan.
''Itu masalah pembiayaan. Saya kira kalau BNI bersedia bagus-bagus saja. Mungkin mereka melihat Inalum itu prosepktif dan bankable, Tapi, saya belum terima laporan (BNI) itu,'' kata Mustafa kepada wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (12/7).
Dengan kehadiran BNI dan sejumlah perusahaan pelat merah lainnya di proyek Inalum, lanjut Mustafa, maka akan tercipta sinergitas BUMN. Maksudnya, dalam hal penggarapan dana, tekhnis operasional, dan penggarapan pasar. Dengan begitu, tegasnya, itu merupakan langkah yang bagus dan bukanlah suatu masalah.
Seperti diketahui, pekan lalu, Mustafa menyebutkan ada empat perusahaan pelat merah yang akan terlibat dalam proyek pengambilalihan mayoritas saham Inalum dari pemerintah Jepang. Mereka adalah Perusahaan Pengelola Aset, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam).