Sabtu 14 Jun 2025 07:44 WIB

Danantara Siapkan 20 Persen Modal untuk Investasi di Luar Negeri

Hal ini guna memperluas cakupan bisnis secara global.

Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani.
Foto: BPMI Setpres
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani menyatakan 20 persen dari total modal Danantara akan dialokasikan untuk investasi di luar negeri. Hal ini guna memperluas cakupan bisnis secara global.

Rosan mengatakan, 80 persen dari total modal Danantara akan difokuskan untuk proyek-proyek strategis dalam negeri terutama sektor-sektor prioritas untuk pembangunan nasional dan sisanya sebesar 20 persen dialokasikan ke luar negeri.

Baca Juga

"Danantara ini kita fokusnya, tentunya kita investasi di awal ini di Indonesia. Tapi kita lihat, mungkin kita lihat antara 80-20 persen lah. 80 persen ada di Indonesia, 20 persen kita investasi di luar negeri," kata Rosan saat menjadi pembicara dalam kegiatan bertajuk Entrepreneurial Leadership in Action: Steering Indonesia's Investment and Industrial Renaissance yang digelar Universitas Paramadina di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Menurut Rosan, fokus utama investasi awal tetap berada di Indonesia karena potensi dan kebutuhan pembangunan yang masih sangat besar di berbagai sektor penting demi mendukung target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Namun, Rosan menilai investasi di luar negeri juga penting untuk memperkuat posisi Danantara sebagai pemain global dan mendukung peningkatan nilai perusahaan secara jangka panjang.

Dengan modal mencapai 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang bersumber dari dividen, Danantara disebut mampu melakukan pengungkit (leverage) hingga lima kali lipat, yang setara dengan potensi dana investasi 35 miliar dolar AS per tahun.

Bila dihitung dalam jangka waktu lima tahun, potensi dana yang bisa digerakkan mencapai 175 miliar dolar Amerika Serikat dan akan dimanfaatkan untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.

"Kalau dalam waktu 5 tahun, berarti 35 miliar dolar AS kali 5, berapa? 175 miliar dolar AS, every 5 years that I can use to invest. Again to create more jobs," ucapnya.

Rosan menekankan investasi menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi karena mampu menggerakkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara luas dan berkelanjutan.

"Investasi menjadi sangat penting dan menjadi salah satu ujung tombak untuk perekonomian, penciptaan lapangan pekerjaan, dan yang lain-lain," kata Rosan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement