Selasa 22 Jun 2010 02:00 WIB

Cina Masih Pertahankan Nilai Tukar Yuan tak Berubah

Yuan dan Dolar
Foto: ENGLISH.PEOPLE.COM
Yuan dan Dolar

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina terus menerapkan kebijakan devisa terkontrol dan mempertahankan tingkat nilai tukar Yuan tidak berubah. Kebijakan itu diungkap bank sentral Cina, Senin (21/6) meski pada akhir pekan para pembuat kebijakan berjanji untuk membuat mata uang yang lebih fleksibel.

People's Bank of China, bank sentral Cina, menetapkan tingkat paritas tengah terhadap nilai tukar--titik tengah batas perdagangan mata uang yang diperbolehkan--pada 6,8275 terhadap dolar. Patokan itu tidak berubah dari Jumat, menurut pernyataan bank di situs internetnya.

Bank sentral, Sabtu, mengatakan, pihaknya akan "memperkuat fleksibilitas" dari nilai tukar yuan, yang beberapa analis melihat sebagai tanda bahwa Beijing siap menyesuaikan pematokan terhadap dolar. Namun, langkah bank pada Minggu memadamkan harapan, mengatakan akan tidak ada "ayunan besar" dalam mata uang dan tidak ada penyesuaian.

Cina telah efektif mematok yuan sekitar 6,8 terhadap dolar sejak pertengahan 2008 untuk menopang eksportir selama krisis keuangan dunia. Tapi, negara tirai bambu itu mendapat tekanan yang meningkat menjelang KTT Kelompok 20 di Toronto akhir pekan depan untuk mengizinkan mata uang menguat.

 

Masalah ini telah menjadi iritasi konstan dalam hubungan AS-Cina. Parlemen Amerika menuduh Beijing sengaja membuat yuan undervalue ( memiliki harga dibawah bawah nilainya), tindakan tidak adil untuk mendorong manufaktur Cina dan mengorbankan pekerja AS.

Analis memperkirakan mata uang menguat, meskipun dengan jumlah yang sangat kecil, minggu ini di tengah keyakinan bahwa Beijing ingin mencegah pertengkaran jelek dengan Washington pada pertemuan 26-27 Juni di Kanada. "Saya perkirakan beberapa apresiasi menjelang G20 sebagai sebuah tanda niat baik," kata ekonom pada Royal Bank of Scotland di Hong Kong, Ben Simpfendorfer.

"Namun, keputusan bank sentral untuk mempertahankan tingkat paritas tengah, Senin, tidak berubah menunjukkan " kebijakan bertahap masih akan membimbing peraturan", tambahnya.

sumber : Ant/AFP

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement