Rabu 14 May 2025 11:11 WIB

Rupiah Menguat Berkat Data Inflasi AS di Bawah Perkiraan

Data inflasi AS picu pelemahan dolar AS.

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis lebih rendah dari perkiraan. Pada pembukaan perdagangan Rabu pagi (14/5/2025), nilai tukar rupiah di Jakarta menguat sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp 16.582 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 16.627 per dolar AS.

“Rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS yang melemah cukup besar setelah data inflasi AS yang dirilis semalam lebih rendah dari perkiraan,” ujar Lukman di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga

Secara bulanan (month-to-month), inflasi inti dan inflasi umum AS naik sebesar 0,2 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen. Sementara itu, inflasi umum secara tahunan (year-on-year) tercatat naik 2,3 persen, juga di bawah perkiraan sebesar 2,4 persen.

Sebagaimana dikutip dari Xinhua, Indeks Harga Konsumen (IHK) barang dan jasa di AS meningkat 0,2 persen secara musiman pada April 2025, setelah sempat turun 0,1 persen pada Maret 2025.

Dari dalam negeri, Lukman mengatakan bahwa para investor menantikan rilis data penjualan ritel yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,3 persen, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 2 persen.

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, Lukman memproyeksikan kurs rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran Rp 16.500 hingga Rp 16.600 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement