Jumat 09 May 2025 19:02 WIB

Rupiah Cenderung Stabil, Pasar Pantau Sejumlah Perjanjian Dagang

Rupiah melemah sebesar 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 16.520 per dolar AS.

Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) pascaperjanjian perdagangan antara AS dengan Inggris. Selain itu, apresiasi dolar AS juga didukung data US Initial Jobless Claims untuk pekan yang berakhir pada 2 Mei 2025 mengalami penurunan menjadi 228 ribu dari 241 ribu dari pekan sebelumnya, yang mencerminkan pasar tenaga kerja masih relatif ketat.

“Namun demikian, pergerakan rupiah cenderung sideways (mendatar) setelah pembukaan akibat investor yang masih mengantisipasi pertemuan AS-China pada akhir pekan,” ucapnya di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Baca Juga

Melansir Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS dan Inggris telah mencapai kesepakatan perdagangan. Kesepakatan tersebut terkait serangkaian perjanjian perdagangan yang telah dinegosiasikan selama pekan pekan terakhir.

Dengan begitu, Inggris akan mengurangi berbagai hambatan non tarif terhadap produk ekspor AS yang bernilai miliar dolar, termasuk daging sapi, etanol, hingga produk pertanian lainnya.

Inggris juga disebut akan mempercepat proses bea cukai barang-barang Amerika, sehingga ekspor dari Negeri Paman Sam segera memperoleh persetujuan sangat cepat.

Perjanjian negara antara kedua negara itu memberikan keuntungan bagi Amerika, antara lain dalam hal peluang pendapatan lima miliar dolar AS bagi eksportir, dan tambahan enam miliar dolar AS dari kebijakan tarif universal AS sebesar 10 persen.

Adapun Inggris dinyatakan bisa mengirim 100 ribu mobil ke AS dengan tarif dasar awal 10 persen, mesin Rolls Royce, serta suku cadang untuk pesawat terbang dapat diekspor dari Inggris ke AS tanpa tarif.

“Pada pekan depan, pergerakan rupiah diperkirakan didorong oleh sentimen dari inflasi AS, yang akan rilis pada Selasa malam (13/5/2025), dan hasil dari pertemuan negosiasi tarif dagang antara AS dan China,” ujar Josua.

“Rupiah diperkirakan melemah terbatas karena risiko dari kembalinya investor ke AS pasca rilis inflasi dan pelonggaran tensi perang dagang. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 16.475-Rp 16.625 per dolar AS, ungkap dia.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 16.520 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.502 per dolar AS

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat juga melemah ke level Rp 16.532 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.497 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement