REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah tidak akan menekan defisit anggaran yang sudah ditetapkan meski krisis Eropa diperkirakan masih memberikan dampak bagi kondisi perekonomian dunia dalam beberapa waktu ke depan. Kebijakan pengurangan defisit hanya disarankan kepada negara-negara yang memiliki defisit anggaran cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto.
''Oh belum, jadi ini kita sekarang masih pada skenario anggaran yang sama," ujar Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, di Jakarta, Senin (14/6).
Menurut Agus, defisit anggaran pada 2010 tetap sebesar 2,1 persen dari produk domestik bruto atau sekitar Rp 133,7 triliun. Sementara pada 2011 sesuai dengan rencana awal, proyeksi defisit APBN 1,7 persen atau sekitar Rp 118,3 triliun. Penetapan komposisi defisit ini, kata dia, didorong oleh meningkatnya penerimaan negara.
Salah satunya dari sisi bea masuk karena tingginya pertumbuhan impor. Meski dari sisi belanja harus diakui ada sedikit perlambatan. ''Saya rasa akan ada penerimaan negara yang cukup baik, karena ada (dorongan) bea masuk jadi kita tidak terlalu khawatir dengan anggaran 2010,'' jelasnya.