REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa (8/6) pada pembukaan pasar di dominasi aksi beli oleh pelaku pasar sehingga memicu Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,63 persen. Itu terjadi meski saham-saham di Amerika Serikat melemah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat 17,461 poin menjadi 2.767,938 poin. Sedangkan indeks LQ-45 bertambah 3,631 poin atau 0,68 persen menjadi 536,158 poin.
Pialang PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, di Jakarta, mengatakan, pelaku pasar melakukan pembelian saham, setelah pada hari sebelumnya mengalami tekanan pasar. Pelaku menilai saatnya membeli saham-saham itu yang terpuruk akibat aksi lepas oleh pelaku pasar terutama asing yang ingin mengalihkan dananya ke mata uang Amerika Serikat, kata Alfiansyah.
Pelaku pasar, menurut Alfiansyah, sebenarnya masih khawatir dengan krisis keuangan di Eropa yang mulai merembet ke Hongaria dan pemulihan tingkat pengangguran di AS yang masih belum terjadi. "Kami memperkirakan kenaikan indeks BEI hanya sementara, karena sentimen negatif dari pasar eksternal masih tinggi, "ucapnya.
Ia mengatakan, pelaku pasar asing kemungkinan masih menunda rencananya untuk melakukan investasi di pasar domestik karena mereka khawatir dampak dari krisis keuangan di Eropa yang terus merembet di kawasan Eropa itu.
"Pelaku pasar masih belum aktif bermain di pasar Asia, karena mereka masih melihat dan menunggu krisis keuangan Eropa yang sudah merembet ke Hongaria," ujar Alfiansyah.
Meski demikian, lanjut dia, pelaku pasar asing akan tetap masuk ke pasar Indonesia. "Namun menunggu situasi pasar yang membaik," ujarnya
Para investor, kata dia, juga khawatir dengan dananya yang akan ditempatkan di negara lain, meski negara tersebut dinilai aman dengan tingkat pertumbuhan yang cukup baik. Apabila tidak ada hambatan, pelaku asing sudah masuk pasar domestik, melepas dolar dan membeli rupiah untuk bermain saham, ucap Alfiansyah.