Rabu 26 May 2010 02:52 WIB

Peternak Sapi Minta Izin Impor Tersaji Online

Rep: EH Ismail/ Red: Budi Raharjo
Peternakan sapi
Foto: Edwin/Republika
Peternakan sapi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penyitaan 2.158 sapi impor ilegal asal Australia terus mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Setelah Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) memuji langkah pemerintah, kini giliran para peternak sapi menyampaikan apresiasi serupa.

Ketua Harian Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Teguh Boediyana, mengatakan langkah tegas penyitaan sapi impor ilegal yang dilakukan Menteri Pertanian, Suswono, dan Badan Karantina Pertanian, hendaknya menjadi momentum untuk menguak dugaan praktik impor ilegal lainnya. ''Karena bisa saja bukan hanya impor sapinya yang ilegal, tapi juga impor daging sapi dan jeroan,'' ujarnya kepada Republika, di Jakarta, Selasa (25/5).

Menurut Teguh, praktik impor sapi dan daging ilegal telah menyebabkan kelebihan pasokan di pasaran. Akibatnya, harga sapi dan daging lokal anjlok dan merugikan peternak serta pengusaha dalam negeri. Untuk itu, Teguh meminta agar Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Pertanian memantapkan pola koordinasi guna menghindari kelebihan pasokan sapi dan daging di pasaran. ''Saya yakin ini bisa, karena cuma dua lembaga ini yang paling berperan. Masa koordinasi antardua lembaga saja nggak bisa?'' gugat Teguh.

Dikatakan, masalah utama kondisi pasokan berlebih sapi dan daging di dalam negeri terdapat pada penerbitan izin impor sapi dan daging atau jeroan. Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian sebagai pihak yang memberikan izin dan rekomendasi impor sapi, kata Teguh, kerap kali menerbitkan izin tanpa mengetahui kebutuhan konsumen. ''Izin dikeluarkan, sementara pasokan dalam negeri sebenarnya masih cukup. Akhirnya over supply, peternak yang rugi karena harga jatuh,'' kecamnya

Dia menambahkan, bila proses perizinan impor sapi tidak dibenahi, PPSKI tak yakin target swasembada daging sapi tahun 2014 bisa terwujud. Alasannya, peternak tidak semangat melakukan budi daya sapi karena harga tidak menggiurkan. Karena itu, dia meminta agar pemerintah menyajikan data dan informasi impor sapi dan daging dengan sistem online. Keuntungannya, semua pihak yang berkepentingan dengan impor sapi bisa melakukan pengamatan langsung secara real time.

''Kalau data perizinan impornya bisa online, semua bisa melihat ke situ. Bea cukai, Badan Karantina, pengusaha, dan peternak tahu semua berapa sebenarnya jumlah impor sapi saat ini,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement