REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah RI bertekad memperkuat kedaulatan industri nasional seiring dengan pesatnya pertumbuhan permintaan global terhadap mineral kritis selaku komponen esensial bagi teknologi masa depan. Digitalisasi juga menjadi fondasi bagi Grup MIND ID dalam meningkatkan produksi batu bara dari 41 juta ton menjadi 100 juta ton ke depannya.
Hal itu dalam rangka menjawab kebutuhan energi dan program hilirisasi nasional. "Melalui transformasi digital ini, kami berupaya agar sektor pertambangan mampu menjadi tulang punggung untuk kemajuan bangsa," kata Corporate Secretary MIND ID Pria Utama di Jakarta dikutip Kamis (4/12/2025).
Sebelumnya, Wapres Gibran Rakabuming Raka menyoroti, permintaan global terhadap mineral kritis yang digunakan untuk pusat data (data center) hingga pembuatan chip kini tumbuh pesat. Dorongan hilirisasi muncul karena adanya ketidakseimbangan historis kala negara berkembang sudah terlalu lama hanya mengekspor mineral mentah, sementara nilai riil kekayaan tersebut dibawa ke tempat lain.
"Kita tidak boleh mengulanginya. Inilah sebabnya Indonesia mengambil jalan yang terarah. Kami membangun industri di dalam negeri dan berinvestasi dalam transformasi hilir," ujar Gibran dalam pidatonya di sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Ahad (23/11/2025).
Menurut Gibran, investasi tersebut bertujuan untuk menjamin rakyat mendapatkan manfaat dari kekayaan alam mereka sendiri. Sementara itu, meski Indonesia menempuh jalur penguatan industri dalam negeri, hal itu tidak berarti menutup pintu bagi arus modal asing.
Sebaliknya, pemerintah mengundang kemitraan yang didasarkan pada prinsip transfer teknologi, investasi modal yang sehat, serta praktik yang bertanggung jawab. "Ini bukan tentang menutup pintu, ini tentang membuka kemitraan yang adil yang menghubungkan transfer teknologi investasi dan praktik yang bertanggung jawab untuk mineral penting," Gibran.
Di sisi lain, holding industri pertambangan Indonesia, MIND ID selaku perpanjangan tangan pemerintah, menegaskan posisinya sebagai ujung tombak nasional dalam mewujudkan visi hilirisasi tersebut. Melalui anggota holding, perseroan juga memimpin sejumlah proyek yang bergerak dari pengolahan bijih hingga komponen baterai canggih.