REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pelindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian memperkuat sinergi antara pusat dan daerah untuk percepatan layanan perbenihan nasional berbasis digital. Integrasi sistem OSS dinilai bagian dari transformasi pelayanan publik di sektor pertanian.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin memastikan seluruh pihak dapat berperan aktif dalam menghasilkan varietas unggul nasional serta memperlancar proses perizinan benih tanaman dan pelepasan varietas yang kini telah terintegrasi melalui sistem Online Single Submission (OSS),” ujar Kepala Pusat PVTPP, Leli Nuryati, di Jakarta, Jumat (14/11/2025).
Menurut Leli integrasi sistem OSS merupakan bagian dari transformasi pelayanan publik di sektor pertanian menuju proses yang lebih cepat, transparan, efisien, dan akuntabel. Ini sekaligus mendorong inovasi dalam pengajuan izin pelepasan varietas maupun peredaran benih tanaman.
“Transformasi digital melalui OSS bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi langkah nyata menuju tata kelola perbenihan yang lebih modern, efektif, dan berdaya saing tinggi,” ujarnya menjelaskan dalam keterangan tertulisnya.
Ia menilai sistem ini akan memperkuat daya saing sektor perbenihan nasional. Selain meningkatkan kepercayaan publik terhadap layanan pemerintah, dan menjadi instrumen penting dalam mempercepat kemandirian varietas unggul di tingkat daerah.
Sinergi pusat dan daerah ini diwujudkan melalui 'Koordinasi Layanan Pelepasan Varietas Tanaman dan Perizinan Pemasukan/Pengeluaran Benih Tanaman' yang diselenggarakan di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung. Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, menegaskan benih merupakan fondasi utama dalam sistem pertanian. Penguatan kebijakan pelepasan varietas dan perizinan pemasukan atau pengeluran benih menjadi bagian penting dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
Perkembangan perbenihan kini semakin kompleks, baik dari sisi perdagangan, regulasi, maupun kebutuhan daerah. "Karena itu, kita harus memperkuat sinergi antara pusat dan daerah untuk membangun sistem perbenihan yang terintegrasi, transparan, dan berdaya saing,” ujar Elvira.
Elvira menambahkan Provinsi Lampung memiliki potensi besar sebagai lumbung pangan nasional dengan beragam komoditas unggulan. Mulai dari padi, jagung, dan ubi kayu, hingga hortikultura seperti jeruk, alpukat, dan pisang Cavendish.
Menurutnya, pengembangan varietas lokal yang adaptif terhadap kondisi agroklimat setempat tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga berpotensi memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi petani. “Penguatan sistem perbenihan daerah menjadi kunci untuk mewujudkan kemandirian benih di tingkat petani,” tegasnya.
Kegiatan koordinasi ini juga diisi dengan diskusi interaktif yang melibatkan penyelenggara pemuliaan, pemerintah daerah, perguruan tinggi, serta pelaku usaha ekspor impor benih atau tanaman. Tantangan di lapangan dan kebutuhan penyederhanaan proses perizinan tanpa mengurangi aspek kehati-hatian menjadi sorotan.