Jumat 14 Nov 2025 09:00 WIB

Stok Beras Mendekati 4 Juta Ton, Komisi IV Apresiasi Kinerja Produksi Pangan Mentan Amran

Proyeksi produksi beras sepanjang Januari–Desember 2025 diperkirakan 34,7 juta ton.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Petani sedang memanen padi. Langkah nyata dari target produksi nasional yang hingga Agustus 2025 tercatat mencapai 43,34 juta ton GKG, naik sekitar 14% dibanding tahun sebelumnya.
Foto: Dok. Kementan
Petani sedang memanen padi. Langkah nyata dari target produksi nasional yang hingga Agustus 2025 tercatat mencapai 43,34 juta ton GKG, naik sekitar 14% dibanding tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IV DPR RI Riyono menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjaga ketersediaan beras nasional. Ia melihat Kementan mampu mendorong pencapaian swasembada perberasaan melalui stok yang kini mendekati 4 juta ton sebagai hasil kerja berbagai program pemerintah.

Riyono menilai hal tersebut menjadi bukti konsistensi pemerintah dalam memperkuat sektor pangan. Ia menyebut arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto diterjemahkan Kementan melalui penguatan politik anggaran yang mendorong program teknis berjalan lebih efektif.

Baca Juga

“Kita apresiasi capaian kinerja Kementerian Pertanian karena mereka mampu untuk mewujudkan swasembada, khususnya di perberasan nasional kita dengan stok yang hampir mendekati 4 juta ton setara beras,” ujar legislator asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini kepada Republika, Jumat (14/11/2025).

Penegasan itu berlanjut pada pandangan mengenai kebutuhan anggaran pertanian yang ideal pada kisaran Rp75 triliun atau lima persen APBN. Menurut Riyono, alokasi yang ada sudah mengarah pada penguatan sektor hulu maupun hilir, termasuk perbaikan nilai tambah bagi petani lewat hilirisasi yang lebih terarah.

Ia menjelaskan hilirisasi memberi ruang perbaikan harga gabah serta memperkuat minat generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian. Riyono menilai hal ini menjadi sinyal positif karena profesi petani kembali menawarkan prospek kesejahteraan.

Ia juga menyoroti pentingnya teknologi pertanian sebagai penopang peningkatan produksi. Ia menilai kehadiran alat mesin pertanian yang lebih baik dan tepat sasaran mendorong produktivitas petani di berbagai daerah.

Selain teknologi, ketersediaan pupuk menjadi faktor yang turut diperhitungkan dalam menjaga stabilitas produksi pangan. Riyono menyebut pasokan pupuk sudah cukup baik serta harga yang kini diturunkan memberi ruang tambahan bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Ia menekankan perlunya penguatan implementasi kebijakan pupuk di lapangan agar program-program yang sudah berjalan dapat memberi dampak maksimal. Langkah-langkah di atas, menurutnya, mampu menjaga tren perbaikan kinerja pertanian nasional dan menghadirkan kepastian bagi petani.

photo
Petani sedang memanen padi. Target produksi padi nasional yang hingga Agustus 2025 tercatat mencapai 43,34 juta ton GKG, naik sekitar 14 % dibanding tahun sebelumnya. - (Dok. Kementan)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement