REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bakal meluncurkan program waste to energy (WTE) atau pengolah sampah menjadi energi listrik (PSEL) pada Oktober 2025. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan Presiden Prabowo Subianto melalui peraturan presiden telah menugaskan Danantara terkait pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL).
“Ini penugasan dari presiden, sudah keluar perpresnya, ditugaskan Danantara yang mengerjakan itu, keuntungan buat negara, untuk rakyat. Yang belinya PLN, punya negara juga. Jadi keuntungannya dari rakyat untuk rakyat juga,” ujar Tito saat konferensi pers usai rapat koordinasi nasional pengolahan sampah menjadi energi di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025).
Tito mengaku sudah mengidentifikasi 33 titik di daerah sebagai lokasi PSEL. Kementerian Dalam Negeri menugaskan Dirjen Administrasi Wilayah dan Dirjen Pembangunan Daerah untuk mengawal program tersebut.
“Sampahnya minimal harus seribu ton per hari. Nah, mengumpulkan seribu ton per hari itu harus. Kalau tidak, tidak bisa menutup operasional dari bisnis ini,” ucap Tito.
Tito berharap komitmen pemerintah daerah (pemda) dalam menyukseskan program tersebut. Pasalnya, ia menyebut program ini akan meringankan beban pemda dengan tidak lagi membayar biaya pengolahan sampah atau tipping fee.
“Pemda nanti yang menyiapkan lahan, dengan kriterianya, mulai akses jalan, listrik untuk membuat insinerator dan lain-lain,” kata Tito.