Senin 22 Sep 2025 02:55 WIB

Pefindo Naikkan Peringkat Kredit PalmCo

Pefindo menyebutkan beberapa tantangan yang masih harus dihadapi PalmCo.

Lembaga pemeringkat Pefindo menaikkan peringkat kredit PalmCo dari idA- menjadi idA dengan prospek stabil. Rating itu mencerminkan fundamental perusahaan yang dinilai semakin kuat dan sehat di tengah tantangan sektor perkebunan.
Foto: Ist
Lembaga pemeringkat Pefindo menaikkan peringkat kredit PalmCo dari idA- menjadi idA dengan prospek stabil. Rating itu mencerminkan fundamental perusahaan yang dinilai semakin kuat dan sehat di tengah tantangan sektor perkebunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Pefindo menaikkan peringkat kredit PalmCo dari idA- menjadi idA dengan prospek stabil. Rating itu mencerminkan fundamental perusahaan yang dinilai semakin kuat dan sehat di tengah tantangan sektor perkebunan.

Peningkatan peringkat ini tidak hanya berlaku bagi entitas PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo. Tetapi juga terhadap sejumlah instrumen keuangan yang dimiliki, seperti MTN II Tahun 2021, MTN III Tahun 2019 Seri A dan B, serta Sukuk Ijarah II Tahun 2019 Seri A, C, dan E.

Seluruhnya mengalami kenaikan peringkat dari idA- menjadi idA, sementara Sukuk Ijarah tercatat naik menjadi idA(sy). Peringkat ini mencerminkan pandangan stabil terhadap kelanjutan kinerja keuangan PalmCo dalam jangka menengah.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menyampaikan hasil penilaian ini menjadi indikator penting dari efektivitas strategi transformasi yang tengah dijalankan perusahaan. “Kami percaya hasil ini mencerminkan komitmen kami dalam menjaga

kesehatan finansial perusahaan, mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi, serta memastikan efisiensi dalam operasional,” ujar Jatmiko, Ahad (21/9/2025).

Dalam laporannya, Pefindo mencatat sejumlah faktor yang memperkuat penilaian terhadap PalmCo. Luasnya areal perkebunan yang dikelola dengan konsistensi dalam meningkatkan profil bisnis dan produktivitas terutama kelapa sawit, model bisnis yang

terintegrasi dan terdiversifikasi, hingga stabilitas harga minyak sawit mentah (CPO).

Hal ini dinilai memberi daya tahan terhadap tekanan eksternal, termasuk fluktuasi harga komoditas dan isu keberlanjutan lingkungan. Dengan luas lahan tertanam mencapai 618.935 hektare yang tersebar dari Sumatera hingga Kalimantan, PalmCo saat ini menjadi salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia.

Perusahaan mengelola sejumlah komoditas strategis, termasuk kelapa sawit, karet, kopi, dan teh. “Besarnya skala operasi kami bukan hanya soal ukuran, tetapi tentang bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan produkfivitas, menciptakan nilai tambah dan daya saing,” ujar Jatmiko.

Selaras dengan hal itu, keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan pengelolaan risiko keuangan juga menjadi salah satu keunggulan perusahaan. Dalam satu tahun terakhir, PalmCo tercatat berhasil memperbaiki rasio utang, memperkuat arus kas, serta melakukan strategi refinancing dan reprofiling terhadap sejumlah instrumen keuangan.

Meski dinilai berada di jalur positif, Pefindo menyebutkan beberapa tantangan yang masih harus dihadapi PalmCo. Di antaranya adalah risiko ekspansi ke sektor hilir, sensitivitas terhadap harga komoditas global, serta potensi gangguan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Namun, peluang kenaikan peringkat di masa mendatang tetap terbuka, terutama jika perusahaan mampu memperkuat integrasi vertikal dan mengoptimalkan seluruh area perkebunan, termasuk yang berada dalam skema Kerja Sama Operasi (KSO). “Kami akan terus mengoptimalkan area perkebunan melalui peningkatan kinerja semua perkebunan, termasuk yang berada dalam operasi bersama (KSO), untuk mencapai produktivitas yang seragam dan kuat,” kata Jatmiko.

Sejak 1 Desember 2023, PalmCo resmi menjadi subholding di bawah Grup PTPN, setelah penggabungan empat anak usaha yakni PTPN IV, V, VI, dan XIII, dengan PTPN IV sebagai entitas penerima. Langkah ini disebut-sebut memperkuat posisi PalmCo dalam ekosistem industri sawit nasional, sekaligus meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi.

PalmCo juga mencatat Standalone Rating atau peringkat berdiri sendiri di level idA(sa), menunjukkan kemampuan kuat dalam memenuhi komitmen jangka panjang, meski tetap sensitif terhadap dinamika makroekonomi.

Dalam menghadapi dinamika global, PalmCo menekankan pentingnya tata Kelola perusahaan yang baik dan komitmen terhadap keberlanjutan sebagai bagian dari strategi jangka panjang. “Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan kami membawa dampak positif, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga lingkungan dan sosial. Kepercayaan pasar dan dukungan dari induk perusahaan adalah modal besar bagi kami ke depan,” ujar Jatmiko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement