Kamis 04 Sep 2025 11:43 WIB

IHSG Tembus Rekor Tertinggi, OJK Pastikan Ekonomi Solid

IHSG sempat menyentuh 8.022,6 dengan nilai kapitalisasi Rp14.377 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan mengamati layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan mengamati layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan perekonomian domestik tetap solid di tengah ketidakpastian global. Stabilitas sektor jasa keuangan disebut terjaga dengan dukungan likuiditas dan solvabilitas yang kuat.

“Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 27 Agustus 2025 menilai sektor jasa keuangan tetap stabil di tengah dinamika global maupun domestik,” kata Mahendra dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan Agustus 2025, Kamis (4/9/2025).

Baca Juga

OJK mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang masa pada Agustus 2025. Di akhir bulan, IHSG berada di level 7.830 atau menguat 4,63 persen month-to-date serta naik 10,60 persen sejak awal tahun, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.182 triliun. Bahkan, pada 28 Agustus, IHSG sempat menyentuh 8.022,6 dengan nilai kapitalisasi Rp14.377 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menambahkan, penguatan pasar modal ditopang fundamental ekonomi nasional yang solid serta ekspektasi positif dari pasar global. Dari sisi likuiditas, rata-rata nilai transaksi harian per Agustus 2025 mencapai Rp14,32 triliun, meningkat dari Rp13,42 triliun bulan sebelumnya, dan lebih tinggi dibanding rata-rata 2024 sebesar Rp12,85 triliun atau naik 11,42 persen year-to-date.

Minat investor asing juga membaik. Setelah dua bulan sebelumnya mencatatkan net sell, pada Agustus tercatat inflow sebesar Rp10,96 triliun, meski secara year-to-date masih net sell Rp50,95 triliun. “Hal ini menunjukkan kepercayaan global terhadap prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik,” ujar Inarno.

Di pasar obligasi, Indeks Pasar Obligasi Indonesia (ICBI) menguat 1,62 persen month-to-date atau 8,40 persen year-to-date ke level 425,63. Industri pengelolaan investasi pun tumbuh, dengan nilai kelolaan aset (AUM) mencapai Rp885,95 triliun, naik 3,42 persen month-to-date atau 5,80 persen year-to-date. Penghimpunan dana pasar modal hingga Agustus mencapai Rp167,92 triliun, dengan 16 emiten baru senilai Rp8,49 triliun.

Ke depan, Mahendra menyebut OJK menyiapkan sejumlah langkah strategis menjaga stabilitas sistem keuangan. Di antaranya memperkuat koordinasi dengan lembaga jasa keuangan agar layanan tetap berjalan optimal, mempercepat proses klaim pertanggungan, memberikan kemudahan layanan pembayaran terutama bagi UMKM, hingga mendorong restrukturisasi kredit debitur terdampak. OJK juga memperketat pemantauan pasar melalui pelaksanaan uji ketahanan (stress test).

Selain itu, OJK menjaga stabilitas pasar lewat kebijakan antisipatif, seperti buyback saham tanpa RUPS, penundaan short selling, penyesuaian trading halt, dan asymmetric auto rejection.

Terkait prospek penawaran umum perdana saham (IPO), Inarno menyampaikan saat ini terdapat 10 calon emiten dengan total emisi sekitar Rp5,3 triliun yang tengah diproses. “OJK berkomitmen menjaga kualitas sekaligus kuantitas IPO, sejalan dengan penyempurnaan regulasi terbaru,” katanya.

Dengan fundamental ekonomi yang kuat serta kebijakan adaptif, OJK optimistis volatilitas pasar tetap terbatas dan kepercayaan investor terjaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement