Jumat 29 Aug 2025 14:20 WIB

Demo Jakarta Tekan IHSG, Anjlok 180 Poin pada Sesi I Perdagangan

IHSG tertekan aksi unjuk rasa di Jakarta dan sentimen politik domestik.

Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG sesi I pada Jumat (29/8/82025) ditutup melemah.
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG sesi I pada Jumat (29/8/82025) ditutup melemah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyampaikan aksi demonstrasi yang terjadi di beberapa lokasi Jakarta, telah memberikan sentimen negatif bagi pasar modal Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok 180,80 poin atau 2,27 persen ke posisi 7.771,28 pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat (29/8/2025), di Bursa Efek Indonesia (BEI).

“Penyebab utama tekanan ini bukan hanya faktor global, tetapi lebih pada kondisi domestik. Aksi massa yang merebak di Jakarta dan sejumlah daerah menjadi sentimen negatif karena meningkatkan ketidakpastian politik,” ujar Hendra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Ia menjelaskan pasar modal sangat sensitif terhadap isu stabilitas, begitu muncul potensi risiko keamanan, investor asing maupun domestik cenderung menahan diri bahkan melepas portofolio untuk mengamankan posisi likuiditas.

Ia melanjutkan gejolak sosial diperparah oleh respons pemerintah yang belum tepat, alih-alih menjalin komunikasi terbuka dengan masyarakat, langkah yang muncul justru berupa imbauan Work From Home (WFH) bagi Anggota DPR.

“Kebijakan ini menimbulkan persepsi bahwa pemerintah dan wakil rakyat lebih memilih menjauh ketimbang mendengar aspirasi langsung. Padahal, pasar butuh sinyal stabilitas dan kepastian. Dalam ekonomi, persepsi sering kali lebih kuat pengaruhnya dibanding fakta di lapangan,” ujar Hendra.

Ia mengatakan tidak mengherankan apabila situasi ini menjadi sorotan media internasional, yang mana investor global yang memantau Indonesia melihat adanya eskalasi ketidakpastian politik, yang berujung pada aksi jual di pasar keuangan.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement