REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebanyak 2.463 base transceiver station (BTS) milik sejumlah operator terdampak banjir dan longsor yang terjadi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh beberapa hari lalu. Sejumlah BTS sudah mulai beroperasi
“Namun saat ini secara perlahan BTS-BTS itu sudah bisa beroperasi, walau belum semuanya,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid pada Rapat Koordinasi Penanganan Akses Telekomunikasi pada Bencana Banjir dan Longsor Sumatra, Senin (1/12/2025).
Secara rinci, BTS-BTS tersebut untuk wilayah Aceh pada 26 November 2025 terdapat 799 unit terdampak banjir. Jumlah itu meningkat pada 28 November 2025 menjadi 1.539 unit dan turun menjadi 975 unit pada 29 November 2025.
Jumlah itu kembali naik menjadi 1.608 unit pada 30 November 2025 dan pada 1 Desember turun menjadi 1.969 unit.
Untuk wilayah Sumatra Utara, pada 26 November 2025 terdapat 485 BTS terdampak banjir dan naik menjadi 819 unit pada 28 November 2025. Kemudian turun menjadi 797 unit pada 29 November 2025 dan pada 30 November 2025 kembali turun menjadi 667 unit, serta pada 1 Desember 2025 naik menjadi 681 unit.
Untuk di Sumatra Barat, BTS yang terdampak banjir pada 26 November 2025 hanya 16 unit dan naik menjadi 105 unit pada 28 November 2025. Namun, pada 29 November 2025 turun menjadi 74 unit dan kembali naik pada 1 Desember 2025 menjadi 154 unit.
Terkait hal tersebut, ia meminta operator seluler melakukan percepatan perbaikan guna memulihkan layanan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana.
Selain melakukan perbaikan, operator seluler juga diminta memberi informasi kepada masyarakat mengenai berbagai lokasi yang mengalami gangguan.
“Kami juga meminta kepada operator seluler agar memberikan kemudahan-kemudahan bagi warga terdampak bencana dan juga memberikan diskon,” katanya.