Senin 23 Jun 2025 09:32 WIB

IHSG Dibuka Anjlok, Pasar Respons Negatif Eskalasi Konflik di Timur Tengah

IHSG dibuka turun 114,26 poin atau 1,65 persen ke posisi 6.792,88.

Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (23/6/2025) pagi dibuka melemah, seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. IHSG dibuka turun 114,26 poin atau 1,65 persen ke posisi 6.792,88. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga melemah 15,68 poin atau 2,05 persen ke posisi 749,25.

“Pasar akan sangat sensitif terhadap potensi penutupan Selat Hormuz, eskalasi militer, atau kemajuan diplomatik seperti gencatan senjata Iran dan Israel. Untuk pekan ini, fokus pada sektor perbankan dan komoditas merespons beberapa sentimen di atas,” tulis Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dari mancanegara, pelaku pasar terus mencermati meningkatnya konflik antara Iran dan Israel. Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah ikut serta melalui serangan yang dilakukan pada Sabtu (21/6) waktu AS.

Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan bahwa pasukan AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran, yakni di Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Kekhawatiran pasar semakin memuncak setelah Iran menyatakan akan secara resmi memblokir Selat Hormuz, langkah yang berpotensi mendorong lonjakan harga minyak mentah dunia.

Kenaikan harga minyak dapat berdampak luas terhadap inflasi global. Inflasi yang terus meningkat dikhawatirkan akan menunda prospek penurunan suku bunga, serta memperpanjang periode suku bunga tinggi.

Selama pekan ini, pelaku pasar diperkirakan tetap bersikap hati-hati, mengingat berbagai ketidakpastian, khususnya eskalasi geopolitik di Timur Tengah serta rilis data ekonomi yang mendukung sikap hawkish dari The Fed.

Harga minyak mentah dunia pada Senin (23/6) pagi pukul 09.05 WIB tercatat menguat, dengan minyak Brent berada di level 76,90 dolar AS per barel dan WTI di level 75,39 dolar AS per barel.

Dari kawasan Asia, pelaku pasar juga menantikan rilis suku bunga pinjaman satu tahun dan lima tahun dari China untuk periode Juni.

Sementara itu, pada perdagangan Jumat (20/6), bursa saham Eropa masih ditutup menguat. Indeks FTSE 100 Inggris naik 0,35 persen, Euro Stoxx 50 menguat 0,70 persen, indeks DAX Jerman menguat 1,27 persen, dan indeks CAC Prancis menguat 0,48 persen.

Di Wall Street, bursa saham AS kompak melemah pada perdagangan Jumat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,08 persen ke 42.206,79, S&P 500 melemah 0,22 persen ke 5.967,97, dan Nasdaq Composite turun 0,43 persen ke 21.623,83.

Bursa saham regional Asia pagi ini juga menunjukkan pergerakan bervariasi. Indeks Nikkei Jepang melemah 182,43 poin atau 0,48 persen ke 38.220,50. Indeks Shanghai menguat 3,24 poin atau 0,10 persen ke 3.356,76. Indeks Hang Seng turun 176,26 poin atau 0,75 persen ke 23.353,00. Indeks Strait Times menguat 20,05 poin atau 0,52 persen ke 3.863,33.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement